Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 03 Mei 2024 | 15:05 WIB
Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro (kanan) menyaksikan penggunaan drone pertanian untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama wereng batang cokelat di area persawahan Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jumat (3/5/2024). [ANTARA/Sumarwoto]

Terkait dengan serangan hama wereng batang cokelat, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santosa mengatakan berdasarkan data sejak awal Januari 2024 hingga saat ini tercatat tanaman padi seluas 650,5 hektare yang terserang hama wereng.

Menurut dia, tanaman padi yang terserang hama wereng itu tersebar hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas dengan usia tanaman berkisar 5-70 hari setelah tanam.

"Yang sampai saat ini masih aman, belum ada laporan, yakni Kecamatan Sumbang, Baturraden, dan Kembaran," katanya.

Ia mengatakan serangan hama wereng tersebut tidak sampai mengakibatkan puso berkat kesigapan petani bersama penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT) dalam melakukan pengendalian hama wereng.

Oleh karena itu, kata dia, pengendalian OPT menggunakan drone pertanian ke depannya bersifat wajib karena keterbatasan petani berusia muda dan alat tersebut efektif serta efisien.

"Efektif karena bisa menjangkau banyak area, efisen karena kalau dilakukan secara manual membutuhkan biaya Rp900 ribu per hektare, jika pakai drone pertanian cukup Rp450 ribu per hektare," kata Jaka.

Load More