Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 Mei 2024 | 19:22 WIB
Sekelompok seniman petani Padepokan Andong Jinawi Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang melakukan prosesi seni "Saji Sendang, Sumur Songo" di areal pertanian hortikultura di dusun kawasan Gunung Andong dalam rangkaian perayaan Hari Peradaban Desa 2024, Selasa (21/5/2024). [ANTARA/Hari Atmoko]

Sejumlah warga Desa Bandongan, Kabupaten Magelang dipimpin Kades Sujono melakukan performa ritual "Puspa Tajem" di Kali Lembah Semawang pada pukul 05:00-06:00 WIB dengan meletakkan sejumlah lilin dan menaburkan bunga, dan sajian tembang Jawa oleh dalang Sus Anggoro.

Sejumlah seniman melakukan performa seni di air sungai dengan bebatuan besar saat Matahari terbit itu dengan berbagai suara kicauan burung.

"Aliran air sungai menjadi simbol untuk warga selalu bersemangat menjaga nilai-nilai budaya desa," kata Khoirul Mutaqin, salah satu seniman dalam performa itu.

Kades Sujono mengatakan tentang pentingnya nilai-nilai budaya desa yang harus terus dipupuk karena manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat, seperti kebersamaan, gotong royong, dan jiwa kebudayaan bangsa.

Baca Juga: Pranoto Mongso, Kalender Petani yang Diyakini Masih Relevan Menjawab Perubahan Musim

Sejumlah tempat yang menjadi bagian jejaring Komunitas Lima Gunung, menggelar rangkaian peringatan Hari Peradaban Desa selama 18-21 Mei 2024, antara lain beberapa dusun di kawasan lima gunung Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Boyolali, Klaten, ISI Yogyakarta, Bali, Amsterdam (Belanda), Pretoria (Afrika Selatan). Tercatat sedikitnya 12 acara di sejumlah tempat itu.

Sineas Garin Nugroho menghadiri acara Hari Peradaban Desa dengan judul "Ritual Alam" di Studio Mendut Kabupaten Magelang, Selasa sore.

Ia mengemukakan peradaban desa memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat karena terkait dengan urusan norma dalam relasi antarindividu individu dengan masyarakat.

"Peradaban desa modal sosial yang sering disepelekan. Perayaan Hari Peradaban Desa penting karena adab memberi semangat di tengah masyarakat.
Ini modal sosial yang harus disadari pemerintah untuk dijaga dan ditumbuhkan. Ketika krisis, maka modal adab menyelamatkan Indonesia," katanya.

Baca Juga: Hujan Masih Terjadi di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Load More