Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 12 Juni 2024 | 18:26 WIB
Sekda Jateng, Sumarno saat acara peluncuran bantuan pangan intervensi kerawanan pangan dan gizi di Pendopo Wijaya Kusuma Sakti, Kabupaten Cilacap, Rabu (12/6/2024). [Dok Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 18.567 keluarga di Provinsi Jawa Tengah menerima bantuan pangan dalam rangka intervensi pengendalian kerawanan pangan dan gizi.

Bantuan yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu tersebar di empat kabupaten dengan total 39 desa.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, bantuan tersebut sebagai upaya bersama untuk menuntaskan kemiskinan, kemiskinan ekstrem, dan stunting di wilayahnya.

"Pemprov Jateng tentu saja mengucapkan terima kasih kepada kepala Bapanas. Ini merupakan bentuk kolaborasi dalam menangani problem kemiskinan ekstrem dan stunting di Jawa Tengah," kata Sumarno saat acara peluncuran bantuan pangan intervensi kerawanan pangan dan gizi di Pendopo Wijaya Kusuma Sakti, Kabupaten Cilacap, Rabu (12/6/2024).

Baca Juga: Wow! Meningkat 4,97 Persen, Realisasi Pendapatan Daerah Jateng Capai Rp25,369 Triliun Pada 2023

Sacara rinci, bantuan itu meliputi 6.798 paket untuk warga Cilacap, 4.596 paket di Kabupaten Kebumen, 3.552 paket di Kabupaten Purworejo, dan 3.621 paket di Kabupaten Banjarnegara.

Isi paket bantuan tersebut berupa kornet sapi, sarden ikan, garam yodium, minyak goreng, bihun jagung dan kacang hijau.

Adapun sasaran penerima bantuan adalah Keluarga Rawan Pangan (KRP) pada kelompok pengeluaran 10% terbawah (desil 1), yang merupakan sasaran dari upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

"Penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting tidak bisa berdiri sendiri, harus bekerja sama dengan berbagai pihak,” ujar Sumarno.

Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan di Indonesia masih terdapat sekitar 68 daerah rawan dan rentan pangan. Daerah tersebut tersebar di wilayah terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3T-P) serta beberapa wilayah kepulauan. Selain itu, masih terdapat 8,53 persen masyarakat masih kurang gizi.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Pemprov Jateng Perkuat Strategi Pelatihan Vokasi

"Intervensi pengendalian kerawanan pangan ini dilakukan serentak di 8 provinsi, 20 kabupaten/kota, 233 desa," kata dia.

Dibeberkan Arief, pemerintah memiliki beberapa bantuan pangan. Diantaranya bantuan pangan bentuk beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM), bantuan untuk stunting sebanyak 1,4 juta penerima bantuan intervensi pengendalian kerawanan pangan, dan bantuan cadangan pangan pemerintah (CPP).

"Data untuk bantuan intervensi ini dari data percepatan kemiskinan ekstrem. Dulu ada 74 wilayah sekarang tinggal 68 wilayah," katanya.

Load More