
SuaraJawaTengah.id - Bencana abrasi di kawasan Pantai Utara (Pantura) sulit dihindari. Termasuk di Kota Semarang, daerah yang menjadi Ibukota Jawa Tengah.
Tak hanya pemerintah, butuh peran masyarakat untuk bisa mengantisipasi bencana abrasi atau turunnya permukaan tanah itu.
Namun demikian, hutan bakau terlihat di kawasan pesisir Mangunharjo, dengan beraneka tanaman khas ekosistem bakau atau mangrove mempun menjadi solusi.
Siapa sangka, jika dulu hutan bakau yang rimbun itu masih berupa laut akibat tambak dan daratan yang habis terkikis abrasi dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengembalikannya.
"Dulu, (jarak, red.) rumah saya ini sama laut enggak sampai 1 kilometer karena terkena abrasi. Alhamdulillah, sekarang (jaraknya, red.) sudah hampir 2,5 km," ujar Sururi, tokoh masyarakat Mangunharjo dikutip dari ANTARA.
Sururi adalah Ketua Pelaksana Kelompok Tani "Mangrove Lestari" yang selama ini gigih menanam bibit pohon bakau di kawasan pesisir Pantai Mangunharjo dan Mangkang, Kecamatan Tugu, Semarang.
Bapak enam anak itu prihatin melihat dampak abrasi yang semakin parah jika tidak segera diatasi, apalagi tambak dan daratannya sudah semakin menyusut akibat terkikis sehingga mengancam permukiman penduduk.
Langkah Sururi merawat pesisir Mangunharjo sudah dimulai sejak 27 tahun lalu. Pada 1997, ia sudah memulai upaya menanggulangi abrasi dengan menanam bibit tanaman bakau, tetapi langkahnya kala itu masih berat dan terseok-seok karena terkendala finansial.
Maklum, bibit tanaman bakau tidaklah gratis dan tentu membutuhkan ratusan ribu bibit untuk menghijaukan pesisir. Jadi, Sururi harus membeli, namun tidak punya banyak modal untuk membeli sebanyak itu.
Baca Juga: Langit Semarang dan Sekitarnya Diprediksi Cerah Berawan, Ini Penjelasan BMKG
Akan tetapi, pelan tapi pasti, usahanya akhirnya membuahkan hasil. Mulai banyak yang melihat kegigihan semangat Sururi dan memberikan bantuan, terutama dari kalangan swasta, baik perusahaan maupun perorangan.
"Saya dibantu Prof. Dharto (Prof. Sudharto P Hadi, mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang). Dicarikan dana dari perusahaan untuk membeli bibit, kemudian saya tanam," kata pria kelahiran Kabupaten Kendal, 17 Juli 1962 itu.
Bibit-bibit tanaman bakau itu dibelinya dari daerah lain, seperti Pekalongan, Batang, dan paling banyak Kabupaten Pemalang yang disebutnya sebagai sentra propagul, yakni buah bakau yang sudah siap tanam.
Kini, Sururi sudah bisa membudidayakan bibit bakau di lahan seluas 3.000 meter persegi yang disewakan oleh sebuah perusahaan swasta. Lahan budi daya Sururi pun selalu berpindah seiring dengan harga sewa lahan yang terus naik.
"Di lahan ini kurang lebih bisa (menghasilkan, red.) 50-60 ribu bibit mangrove. Namun, saya juga kadang masih beli kalau permintaan banyak. Kalau pas kosong, kadang saya cari juga ke Pati dan Jepara," katanya.
Jauh di lubuk hati, Sururi ingin memiliki lahan untuk budi daya bibit bakau sendiri karena tak mungkin selamanya mengandalkan untuk menyewa lahan karena harga sewanya yang terus naik seiring waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
-
Sri Mulyani: Mengelola Anggaran Tanpa Transparansi Pasti Banyak Setan
-
Sempat Dikabarkan Meninggal, Wartawan Tuturpedia Selamat dan Dirawat di RSUD Soewondo
-
Ma'ruf Amin Tagih Utang ke Prabowo
Terkini
-
Bank Mandiri Wirausahakan Petani Kebumen, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
-
Niat Hati Minta Maaf, Bupati Pati Sudewo Malah Dilempar Botol, Publik Geram: Tidak Punya Malu!
-
Banjir Air Mineral di Alun-alun Pati: Balasan Menohok Warga Atas Ucapan Arogan Bupati Sudewo
-
Kantor Kejaksaan Dijaga TNI, Kajati Jateng Wanti-wanti: Jangan Arogan dan Sulitkan Warga!
-
Mahasiswa Temanggung Merapat! Beasiswa S1 Rp 6 Juta per Tahun dari Baznas, Kuota Masih Separuh!