Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 10 Juli 2024 | 07:30 WIB
Suasana rumah rumah siswa SMAN 1 Cawas, Klaten yang tewas tersetrum usai diceburkan di kolam sekolah, Selasa (9/7/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

"Artinya, nge-prank (memberi kejutan) itu jangan yang membahayakan, karena ciri khas anak itu belum bisa berpikir panjang mengenai apa risikonya, apa akibatnya, sehingga butuh bimbingan dari guru, orang tua, dan keluarga," katanya menegaskan.

Dia mengakui semua itu ada masanya karena orang tua saja kadang-kadang kalau tidak pernah menghadapi situasi atau gemblengan maupun tidak punya pemikiran yang panjang juga dapat berbuat seperti yang dilakukan anak-anak.

Dia pun mencontohkan kasus penganiayaan di Bandung pada tahun 2011 yang dilakukan secara tidak sengaja oleh seorang satpam terhadap seorang mahasiswi karena berdandan seperti "suster ngesot" untuk memberi kejutan kepada temannya yang berulang tahun.

"Itu terjadi di Bandung, jadi nge-prank-nya sudah keterlaluan, melewati batas-batas kewajaran," katanya.

Baca Juga: Lolos Seleksi Ketat, Dua Siswa SMA di Jateng Siap Jadi Paskibraka Nasional

Berkaitan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, dia mengharapkan bimbingan orang tua beserta keluarga maupun guru perlu digalakkan kembali untuk mengarahkan tindakan-tindakan anak lebih kepada hal-hal positif.

"Misalnya, hadiah ulang tahun itu ya jangan pakai nge-prank, cukup dikasih kejutan apa tetapi yang sifatnya tidak membahayakan jiwa. Kalau ulang tahun, berikan kejutan yang positif, yang mendidik," kata Tri Wuryaningsih.

Seorang siswa SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bernama Fajar Nugroho meninggal dunia usai diceburkan oleh teman-temannya di kolam pada hari Senin (8/7).

Fajar yang juga Ketua OSIS di sekolahnya sedang melakukan kegiatan di sekolah dan salah seorang temannya ingat bahwa hari tersebut merupakan hari ulang tahun Fajar.

Sebelum diangkat dan diceburkan ke kolam, Fajar terlebih dulu diberi tepung oleh empat temannya. Saat berada di kolam, Fajar mengaku kakinya kram sehingga tiga teman yang lain menolongnya.

Baca Juga: Stadion Jatidiri Makin Gahar! Yoyok Sukawi Tinjau Langsung Renovasi, Target Rampung Oktober 2024

Padahal, Fajar sebenarnya tidak mengalami kram melainkan terkena setrum. Bahkan, salah seorang teman Fajar yang berusaha menolong juga terkena setrum namun masih bisa bergerak.

Load More