"Artinya, nge-prank (memberi kejutan) itu jangan yang membahayakan, karena ciri khas anak itu belum bisa berpikir panjang mengenai apa risikonya, apa akibatnya, sehingga butuh bimbingan dari guru, orang tua, dan keluarga," katanya menegaskan.
Dia mengakui semua itu ada masanya karena orang tua saja kadang-kadang kalau tidak pernah menghadapi situasi atau gemblengan maupun tidak punya pemikiran yang panjang juga dapat berbuat seperti yang dilakukan anak-anak.
Dia pun mencontohkan kasus penganiayaan di Bandung pada tahun 2011 yang dilakukan secara tidak sengaja oleh seorang satpam terhadap seorang mahasiswi karena berdandan seperti "suster ngesot" untuk memberi kejutan kepada temannya yang berulang tahun.
"Itu terjadi di Bandung, jadi nge-prank-nya sudah keterlaluan, melewati batas-batas kewajaran," katanya.
Baca Juga: Lolos Seleksi Ketat, Dua Siswa SMA di Jateng Siap Jadi Paskibraka Nasional
Berkaitan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, dia mengharapkan bimbingan orang tua beserta keluarga maupun guru perlu digalakkan kembali untuk mengarahkan tindakan-tindakan anak lebih kepada hal-hal positif.
"Misalnya, hadiah ulang tahun itu ya jangan pakai nge-prank, cukup dikasih kejutan apa tetapi yang sifatnya tidak membahayakan jiwa. Kalau ulang tahun, berikan kejutan yang positif, yang mendidik," kata Tri Wuryaningsih.
Seorang siswa SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bernama Fajar Nugroho meninggal dunia usai diceburkan oleh teman-temannya di kolam pada hari Senin (8/7).
Fajar yang juga Ketua OSIS di sekolahnya sedang melakukan kegiatan di sekolah dan salah seorang temannya ingat bahwa hari tersebut merupakan hari ulang tahun Fajar.
Sebelum diangkat dan diceburkan ke kolam, Fajar terlebih dulu diberi tepung oleh empat temannya. Saat berada di kolam, Fajar mengaku kakinya kram sehingga tiga teman yang lain menolongnya.
Baca Juga: Stadion Jatidiri Makin Gahar! Yoyok Sukawi Tinjau Langsung Renovasi, Target Rampung Oktober 2024
Padahal, Fajar sebenarnya tidak mengalami kram melainkan terkena setrum. Bahkan, salah seorang teman Fajar yang berusaha menolong juga terkena setrum namun masih bisa bergerak.
Berita Terkait
-
Pangkas Ketimpangan Pembangunan, Ahmad Luthfi Upayakan Tarik Investor ke Jateng Bagian Selatan
-
Jejak Digital Baim Wong Pecahkan Telur di Wajah Anak Bikin Geram, Ini Deretan Bahayanya Menurut Ahli
-
Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling, Warga Bisa Periksa Kesehatan Gratis di Balai Desa
-
SERASA Jenang Ayu: Kisah Irawati dan Kelezatan Tradisional yang Tak Lekang Waktu
-
Ribuan Karyawan Sritex Kena PHK, Ahmad Luthfi Siapkan Latihan Kerja
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Warga Grobogan
-
Semarang Jadi Tuan Rumah Pembuka Superchallenge Super Prix 2025
-
BRI Purwodadi Bagi-bagi Takjil, Wujud Kepedulian di Bulan Ramadan
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh