SuaraJawaTengah.id - Setiap tahun, dunia merayakan pergantian tahun pada tanggal 1 Januari dengan sukacita, pesta kembang api, dan berbagai tradisi unik. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa tahun baru dimulai pada tanggal ini?
Penetapan 1 Januari sebagai awal tahun ternyata memiliki sejarah panjang yang melibatkan reformasi kalender, tradisi kuno, dan pengaruh agama.
Untuk memahami lebih dalam, mari kita telusuri asal usul dan perjalanan sejarah yang menjadikan 1 Januari sebagai hari pertama dalam kalender modern.
Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Baca Juga: Harga Kopi Meroket, Jokowi Beri Wejangan Penting ke Petani Temanggung
Penetapan 1 Januari sebagai awal tahun memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi Romawi kuno. Pada masa itu, kalender Romawi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari dengan tahun baru dimulai pada titik balik musim semi.
Namun, pada tahun 46 SM, Kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian dan menetapkan 1 Januari sebagai hari pertama tahun tersebut.
Penetapan ini dimaksudkan untuk menghormati Janus, dewa permulaan dan transisi dalam mitologi Romawi, yang digambarkan memiliki dua wajah yang melihat ke masa lalu dan masa depan.
Bangsa Romawi merayakan 1 Januari dengan mempersembahkan kurban kepada Janus, berharap mendapatkan keberuntungan di tahun yang baru. Mereka juga mendekorasi rumah dengan cabang pohon salam dan menghadiri pesta meriah.
Meskipun demikian, penetapan 1 Januari sebagai awal tahun tidak langsung diterima secara universal. Di Eropa Abad Pertengahan, perayaan Tahun Baru dianggap tidak sesuai dengan tradisi Kristen, sehingga pada tahun 567 M, Konsili Tours menghapuskan 1 Januari sebagai awal tahun dan menggantinya dengan hari-hari yang lebih bermakna keagamaan, seperti 25 Desember atau 25 Maret.
Baca Juga: Waspada Liburan Nataru! Gelombang Tinggi dan Cuaca Ekstrem Ancam Aktivitas Wisata Pantai
Baru pada tahun 1582, setelah reformasi kalender Gregorian oleh Paus Gregorius XIII, 1 Januari kembali ditetapkan sebagai Hari Tahun Baru. Meskipun demikian, adopsi kalender Gregorian berlangsung secara bertahap di berbagai negara. Inggris dan koloninya, misalnya, baru mengadopsi kalender ini pada tahun 1752.
Dengan demikian, 1 Januari sebagai awal tahun baru merupakan hasil dari evolusi kalender dan tradisi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya dan religius sepanjang sejarah.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Ide Bakaran Tahun Baru Anti Gagal: Resep dan Tips untuk Kumpul Keluarga Meriah
-
Alasan Refleksi Diri Bukan Sekadar Ritual Sambut Tahun Baru
-
Live Streaming Jalur Puncak Hari Ini, Cek CCTV ATCS Agar Tak Terjebak Macet Liburan Nataru 2024-2025
-
Gowes Sepeda dari Kota Tua buat Napak Tilas, Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta Bakal Dihadiri Anies hingga Ahok
-
Mau ke Bank Saat Natal? Ini Daftar Bank yang Buka dan Layanan Tersedia Selama Nataru
Terpopuler
- Gibran Terciduk Ulangi Kesalahan Penggunaan 'Para', Warganet: Beneran Nggak Ngerti atau Sengaja?
- Koh Dennis Lim Bicara soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal, Satu Suara dengan Ustaz Felix Siauw
- Janji Anies Tarik Pajak 100 Orang Terkaya Dibandingkan dengan Kenaikan PPN, Warganet: Udah Dispill Caranya...
- Tuntut Fadli Zon Buntut Kontroversi Lukisan Yos Suprapto, Rocky Gerung Ungkit soal Ketakutan
- Total Kekayaan Fadli Zon, Disebut Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan!
Pilihan
-
Drama di Lapangan Lumpur: Indonesia vs Belanda di Natal 1947
-
Review Dongker Beats: Game Ritme Menarik Penghilang Gabut
-
Orang Dalam Bongkar Lokasi Hasto Kristiyanto Pasca Jadi Tersangka KPK
-
Terungkap! Ini Kondisi Hokky Caraka Usai Disikut Pemain Filipina hingga Masuk RS
-
Ria Ricis Intimidasi Wartawan Hanya untuk Cuan Rp 71 Juta dari Konten Pak Tarno
Terkini
-
Rumor Transfer Dewangga ke Persija, Ini Jawaban Bos PSIS Semarang
-
Rayakan Natal dan Tahun Baru dengan Diskon Besar dari BRI! Potongan Harga Hingga Rp1,29 Juta Menanti Anda!
-
Hasto Kristiyanto Tersangka KPK? FX RUdy: Kami Tetap Satu Barisan!
-
Kerja Sama BRI dan KAI: Transaksi Digital di Loko Cafe Kini Lebih Praktis
-
Jadwal Lengkap dan Lokasi Misa Natal 2024 di Semarang