“Kita punya budaya yang adi luhung. Sekarang orang-orang non-Jawa (saja) menyukai dan mendalami wayang. Lalu kita yang memiliki kok malah menghindari,” ujar Romo Istata Raharjo.
Gua Natal Berbahan Botol Bekas
Mempertahankan tradisi mereka memberikan sentuhan unik saat perayaan Natal, OMK Gereja St Yusup tahun ini membangun instalasi gua Natal dari botol-botol bekas air mineral.
Sejak bulan Agustus, muda mudi jemaat gereja mengkoordinir pengumpulan botol bekas plastik. Lebih dari seribu botol bekas berbagai ukuran, disusun sehingga membentuk gua Natal.
“Kami buat teksturnya seperti batu dan tanah, jadi tidak menggunakan ukuran botol plastik yang spesifik. Tinggal kreativitas saja menyusunnya,” kata Ketua Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Santo Yusup, Yosaphat Ragil.
Membuat gua Natal berbahan botol bekas sesuai tujuan gereja menggerakan cara hidup ramah lingkungan. Botol plastik yang semula hanya menjadi sampah dimanfaatkan menjadi objek seni.
“Salah satu motivasinya bagaimana keinginan dan semangat Romo itu bisa kami aplikasikan secara nyata dan terlihat. Bahwa barang bekas tidak melulu menjadi sampah, tapi bisa kita olah.”
Umat Kristen meyakini Yesus Kristus lahir pada abad ke-2 di salah satu gua atau kandang gembala perbukitan Yudea, sekitar 8 kilometer sebelah selatan Yerusalem.
Pada tahun 327 masehi, Konstantinus Agung dan ibunya St Helena membangun Church of the Nativity atau Gereja Kelahiran Yesus di lokasi tersebut.
Baca Juga: Magis Natal di Semarang: 4 Gereja Bersejarah yang Wajib Dikunjungi
Kelahiran Sang Juru Selamat
Dekorasi gua Natal hingga kini menjadi tradisi gereja yang mengekspresikan kegembiraan umat Kristen menyambut kelahiran Kristus.
Ornamen gua Natal biasanya terdiri dari patung bayi lak-laki yang mewakili sosok bayi Yesus, Bunda Maria, Yusuf, para malaikat, 3 orang penggembala Majusi, serta beberapa hewan ternak.
Dikutip dari Smithsonian Magazine, penggambaran gua Natal saat ini dipengaruhi oleh lukisan suasana kelahiran Yesus yang ditemukan pada beberapa artefak kuno.
Sarkofagus marmer abad ke-4 yang ditemukan pada makam Saint Agnes di Roma, menjelaskan bahwa 3 orang Majusi datang menyambut kelahiran Yesus sambil menuntun 3 ekor unta.
Sesuai petunjuk malaikat, orang-orang Majusi ini datang mengikuti petunjuk cahaya bintang yang bersinar terang di atas Maria dan Yusuf.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan