
SuaraJawaTengah.id - Ujung penataan sekitar 2 ribu pedagang di kawasan Taman Wisata Candi adalah relokasi. Masa depan mereka di Kampung Seni Borobudur belum terang benar.
Kami menemui Sarinah duduk melamun di depan kiosnya di salah satu blok di Kampung Seni Borobudur (KSB). Matanya sesekali melirik kecut ke arah area parkir yang penuh kendaraan.
“Ini mobil banyak sampai pedes lihatnya. Pengunjung banyak, tapi nggak ada yang mampir. Tamu kalau sudah masuk sana (sisi blok timur KSB) sudah nggak mau kesini,” kata Sarinah.
Sarinah bukan nama sebenarnya. Dia minta namanya disamarkan. Sebab kasak-kusuk soal kondisi para pedagang di Kampung Seni Borobudur, mungkin bisa jadi mengundang masalah.
Sejak September lalu, Sarinah menempati petakan lapak berdagang seluas 1,5 meter persegi. Sebelumnya dia berjualan di pasar kaki lima yang masuk dalam zona II Borobudur.
Setelah Candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), lokasi pasar dan parkiran dirombak total. Zona II yang disiapkan untuk kawasan hijau dan cultural park, harus steril dari segala kegiatan komersil.
PT TWC sebagai pengelola destinasi wisata warisan dunia, Candi Borobudur, membangun kawasan relokasi pedagang dan parkir di Kampung Seni Borobudur, Kujon.
Di atas lahan seluas 10,74 hektare, kompleks KSB mengintegrasikan fungsi kantong parkir dan pasar seni dalam satu zona sekaligus. Pembangunan dimulai akhir 2023 dengan PT Brantas Abipraya (Persero) sebagai pelaksana proyek.
Dikutip dari laman InJourney Destination Management, perusahaan holding pengelolaan destinasi wisata yang membawahi PT TWC, mengklaim bahwa Kampung Seni Borobudur akan memberikan dampak sosial yang positif bagi warga sekitar.
Menurut Direktur Utama PT TWC, Febrina Intan, Kampung Seni Borobudur menghadirkan area menarik seperti galeri seni, amphitheater, museum, serta pusat produk UMKM.
Dia mengakui, pengelolaan Kampung Seni masih dalam tahap penyempurnaan. Tidak semua aspek otomatis berjalan, karena perpindahan dari pasar sebelumnya ke lokasi baru membutuhkan penyesuaian kebiasaan.
Dari sudut pandang para pedagang, penyempurnaan yang harus segera dilakukan adalah rekayasa jalur wisatawan dari area parkir ke titik penjemputan menuju Candi Borobudur.
Saat ini PT TWC memindahkan loket masuk Candi Borobudur ke timur lokasi Kampung Seni. Dari loket, wisatawan bisa berjalan kaki atau diantar kendaraan listrik Wara-Wiri menuju pintu masuk utama.
Lapak Kosong
Jika ditarik garis imajiner, kompleks Kampung Seni Borobudur terbagi sisi barat dan timur dengan amphitheater atau gelanggang terbuka tempat pertunjukan seni sebagai porosnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Ketua Ormas jadi Komisaris PT KAI
-
5 City Car Bekas di Bawah 100 Juta, Serba Hemat Pilihan Cerdas Pekerja Muda
-
Harta Kekayaan Menkeu Sri Mulyani Usai Singgung Kecilnya Gaji Guru dan Dosen
-
IHSG Cetak Rekor, Pagi Ini Tembus Level 7.800
-
Emas Antam Rontok, Harganya Terus Turun Jadi Rp 1.917.000 per Gram
Terkini
-
Kantor Kejaksaan Dijaga TNI, Kajati Jateng Wanti-wanti: Jangan Arogan dan Sulitkan Warga!
-
Mahasiswa Temanggung Merapat! Beasiswa S1 Rp 6 Juta per Tahun dari Baznas, Kuota Masih Separuh!
-
Viral PBB Lansia Naik 400 Persen di Ambarawa, Kaget Setengah Mati Lihat Tagihan Tembus Rp872 Ribu
-
Semen Gresik Gandeng Warga Dowan Jadi Desa Tangguh Bencana: Ini Langkah Nyata yang Dilakukan!
-
Semen Gresik Meluncurkan Program SOBAT Sebagai Bentuk Apresiasi Para Sopir