SuaraJawaTengah.id - Cuaca buruk melanda Provinsi Jawa Tengah dalam beberapa minggu terakhir. Hal itu tentu akan mempengaruhi hasil pertanian.
Namun demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan dampak banjir yang mengakibatkan areal persawahan tergenang tidak berpengaruh signifikan terhadap target produksi gabah di Jateng.
"Kami memang prihatin karena di Jateng terdapat 60.000 hektare sawah yang tergenang banjir," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana dikutip dari ANTARA pada saat kunjungan kerja di Kabupaten Kudus, Kamis (6/2/2025).
Apalagi, kata dia, dalam waktu dekat, antara Februari hingga April 2025 akan memasuki masa panen tanaman padi. Namun masa panen di rentang tiga bulan tersebut, dimungkinkan tidak terdampak cuaca ekstrem.
Baca Juga: 15 Ide Kado Valentine 2025 Selain Bunga dan Coklat
Meskipun demikian, pihaknya tetap optimistis target produksi 4,8 juta ton gabah kering panen (GKP) atau setara 2,3 juta ton beras pada periode Februari-April 2025 bisa tercapai.
Target sebesar itu, kata dia, dari luas areal tanam 688.000 hektare yang tersebar di 32 kabupaten/kota di Jateng.
"Target 2,3 juta ton GKP itu, setara dengan 2,3 juta ton beras," ujarnya.
Gabah hasil produksi petani, kata dia, juga akan diserap oleh Bulog, untuk tahap awal sebanyak 20 persen.
Terkait hal itu, kata dia, pihaknya memang sudah menggelar rapat dengan Bulog terkait serapan gabah dan beras untuk mendukung swasembada pangan agar target percepatan serapan bisa tercapai.
Baca Juga: Sejarah Perayaan Hari Valentine, Dimulai Sejak Kapan?
"Berdasarkan instruksi Presiden Prabowo Subianto, maka harga beli gabah dari petani telah ditentukan sebesar Rp6.500 per kilogram. Sedangkan harga beli beras Rp12.000 per kg," ujarnya.
Pemerintah Provinsi bersama TNI dan Polri, kata Nana, juga akan memberikan pendampingan dalam mencarikan pangsa pasar dari hasil panen tersebut.
Areal tanaman padi petani di Kabupaten Kudus termasuk salah satu kabupaten/kota di Jateng yang terdampak banjir. Bahkan, catatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus areal tanaman padi yang tergenang mencapai 717 hektare yang tersebar di tiga kecamatan.
Ketiganya, meliputi Kecamatan Jati, Kaliwungu, dan Undaan dengan luas lahan bervariasi, termasuk ketinggian genangannya juga bervariasi dan usia tanaman antara 30 hari hingga ada yang 80 hari. Sedangkan, lamanya genangan banjir masing-masing bervariasi.
Tanaman padi yang tergenang hingga tidak terlihat daunnya, biasanya hanya bertahan selama tiga harian. Sedangkan, yang masih terlihat daunnya dan masih bisa terkena sinar matahari dan memungkinkan terjadi fotosintesis dimungkinkan bisa tahan lebih lama.
Berita Terkait
-
Biomassa dari Limbah Pertanian Bisa Jadi Pengganti Bahan Bakar PLTU: Indonesia Butuh Swasembada Energi
-
Ternyata Segini! Biaya Servis Innova Zenix Pasca Banjir Bikin Melongo, Bisa Buat Beli Mobil Baru
-
KKN Unila Beri Solusi Pertanian Berkelanjutan, Olah Dedak Padi Jadi Pupuk Jakaba
-
Bunga Zainal Girang Curhatannya Terkait Kasus Investasi Bodong Direspons Admin Gerindra: Tolong Pak!
-
Selama Tiga Bulan, Produksi Gabah Kering di Jawa Tengah Diprediksi Capai 4,8 Juta Ton
Terpopuler
- Cek Fakta: Benarkah Semua Surat Tanah dan Rumah Akan Jadi Milik Negara Jika Tidak Diubah ke Elektronik?
- Kisruh Gas LPG 3 Kg, Publik Pertanyakan Fungsi Program Lapor Mas Wapres: Gibran Cuma Bisa Bagi Susu
- Simon Tahamata Kecewa dengan Belanda: Orang Maluku Berjuang untuk Mereka, tapi...
- Eliano Reijnders: Jujur Saya Tidak Bisa
- Kevin Diks Tunggu Telepon dari Timnas Belanda
Pilihan
Terkini
-
Dilema Bencana di Demak, Air Dipompa Malah Banjir Makin Tinggi, 53 Ribu Jiwa Merana
-
Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Jateng, BMKG: Waspada Banjir Rob!
-
Banjir Rendam 60.000 Hektare Sawah di Jateng, Pemerintah Pastikan Produksi Gabah Tetap Aman
-
Konsumen Gugat Toyota atas Cacat Produk, MA Didorong Tegakkan Keadilan
-
Pemprov Jateng Terus Upayakan Iklim Usaha yang Kondusif