Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 04 Maret 2025 | 04:17 WIB
Ilustrasi tentang peran penting Tionghoa Muslim dalam sejarah Islam di Jawa Tengah. [ChatGPT]

SuaraJawaTengah.id - Sejarah Islam di Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari peran kaum Tionghoa Muslim. Dari Kesultanan Demak hingga arsitektur masjid-masjid kuno, kontribusi mereka masih terasa hingga kini.

Bertepatan dengan bulan Ramadan 1446 H (2025), berikut lima peran penting Tionghoa Muslim yang patut dikenang:

1. Mendirikan Kesultanan Islam Pertama di Jawa

Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah alias Jin Bun, seorang keturunan Tionghoa. Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa dan cikal bakal kerajaan-kerajaan Islam lainnya.

Baca Juga: BEM Nusantara Jateng Soroti Kewenangan Absolut dalam RUU KUHAP

2. Menyebarkan Islam Lewat Walisongo

Beberapa anggota Walisongo memiliki darah Tionghoa, seperti Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) dan Sunan Bonang (Bong Ang). Mereka berperan besar dalam dakwah Islam di Jawa Tengah.

3. Membangun Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak dibangun dengan pengaruh kuat arsitektur Tionghoa. Gan Si Cang, yang diyakini sebagai Sunan Kalijaga, memimpin penyelesaiannya dengan teknologi khas kapal Tiongkok.

4. Membawa Tradisi dan Simbol Budaya ke Islam Jawa

Baca Juga: Dampak Efisiensi, Taj Yasin Pastikan Program Pembangunan di Jateng Jalan Terus

Ornamen kura-kura di Masjid Demak dan piring porselen di makam Sunan Gunung Jati menunjukkan akulturasi Islam dan budaya Tionghoa yang masih bertahan hingga kini.

5. Mengajarkan Nilai Gotong Royong dalam Keislaman

Tradisi gotong royong dalam membangun masjid dan komunitas Islam di Jawa Tengah sejalan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai Konfusianisme. Ini mengajarkan kebersamaan, terutama di bulan Ramadhan.

Bertepatan denan Ramadhan 2025, mengenang peran Tionghoa Muslim dalam sejarah Islam bisa menjadi inspirasi untuk memperkuat ukhuwah dan toleransi.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More