Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 05 Maret 2025 | 12:34 WIB
Ilustrasi cuaca di Jateng. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJawaTengah.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan untuk bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem seiring peralihan musim hujan ke kemarau.

Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo yang dikutip dari ANTARA pada Rabu (5/3/2025) masa transisi ini biasanya terjadi antara Maret hingga pertengahan Mei, ditandai dengan perubahan arah angin, suhu udara yang meningkat, serta hujan pada sore hari yang sering disertai petir dan angin kencang.

Saat ini, arah angin di Cilacap dan sekitarnya mulai bervariasi, dengan suhu udara maksimum mencapai 32 derajat Celcius. BMKG memperingatkan bahwa kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin puting beliung, dan hujan es.

BMKG Stamet Ahmad Yani Semarang juga mencatat adanya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Jateng pada Kamis (6/3/2025).

Baca Juga: 7 Masjid Tertua di Jawa Tengah yang Penuh Sejarah

Fenomena ini dipicu oleh pola siklonik di Kalimantan serta gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang meningkatkan pembentukan awan hujan.

Wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem meliputi Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Semarang, Salatiga, Kendal, Pekalongan, Brebes, Tegal, Pati, Kudus, Jepara, dan sekitarnya.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

Load More