Budi Arista Romadhoni
Kamis, 01 Mei 2025 | 14:08 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat mengunjungi kantor koperasi konsumen buruh Jateng sejahtera di Kawasan Industri Wijawa Kusuma Kota Semarang, pada Kamis 1 Mei 2025. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day tahun 2025 di Jawa Tengah menjadi titik balik penting bagi pergerakan buruh. Bukan hanya ajang seremonial atau orasi belaka, peringatan May Day kali ini dimanfaatkan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi untuk mendorong kemandirian ekonomi para pekerja melalui peluncuran koperasi buruh.

Dalam acara yang digelar di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Kota Semarang, Kamis 1 Mei 2025, Gubernur Luthfi secara resmi menyerahkan akta pendirian, pengesahan badan hukum, serta meresmikan kantor Koperasi Konsumen Buruh Jateng Sejahtera.

Koperasi ini didirikan sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan buruh, sekaligus wujud dari kolaborasi konkret antara pemerintah, pengusaha, dan buruh sebagai tiga pilar utama dunia kerja.

“Selamat Hari Buruh. Saya hadiahkan koperasi buruh untuk Anda semua. Ini bukan sekadar bentuk perhatian, tapi solusi nyata agar pengeluaran harian bisa ditekan, dan kesejahteraan meningkat,” ujar Luthfi disambut tepuk tangan para buruh.

Koperasi ini dirancang untuk menyediakan kebutuhan pokok buruh dengan harga jauh lebih terjangkau. Gubernur menegaskan bahwa semua barang yang dijual, seperti beras, cabai, bawang, air mineral, dan kebutuhan harian lainnya, harus diambil langsung dari sumbernya: petani atau produsen. Tujuannya jelas, memangkas jalur distribusi yang selama ini membuat harga barang menjadi mahal karena keterlibatan pihak ketiga.

“Contohnya beras, ambil dari petani. Lombok (cabai) juga dari petani. Tidak boleh ada tengkulak. Kalau bisa kita beli langsung dari sumbernya, harganya akan jauh lebih murah. Dan inilah yang akan membantu buruh menekan pengeluaran rumah tangganya,” tegasnya.

Langkah ini, menurut Luthfi, akan menjadi model baru dalam menyejahterakan buruh. Meskipun baru satu koperasi yang didirikan, ia memastikan bahwa sistem serupa akan dikembangkan di kawasan industri lainnya di Jawa Tengah. Dengan begitu, koperasi bukan hanya hadir di tengah perayaan May Day, tapi menjadi gerakan jangka panjang menuju kemandirian ekonomi buruh.

Hari Buruh tahun ini mengangkat tema nasional "May Day is Collaboration". Tema ini sejalan dengan semangat yang diusung Pemprov Jateng: membangun sinergi antara tiga pihak penting dalam dunia kerja. Menurut Luthfi, kolaborasi ini sangat penting mengingat Jawa Tengah kini sedang memulai pembangunan jangka menengah lima tahunan yang memerlukan keterlibatan aktif tenaga kerja produktif.

“Buruh itu bagian dari investasi pembangunan. Kalau kualitas dan kesejahteraannya meningkat, maka dampaknya juga akan besar bagi pertumbuhan daerah,” lanjutnya.

Baca Juga: Musim Kemarau Datang, Jateng Gaspol Tanam Padi! Ini Strategi Gubernur Luthfi Atasi Kekeringan

Luthfi bahkan menekankan pentingnya menciptakan jenjang karir yang lebih baik bagi buruh. Menurutnya, buruh harus bisa “naik kelas”, bahkan jika memungkinkan, bertransformasi menjadi pelaku usaha yang mandiri.

“Jangan hanya jadi buruh seumur hidup. Kalau bisa, kita siapkan ruang supaya mereka bisa berkembang jadi pengusaha. Itu mimpi saya untuk buruh di Jawa Tengah,” kata Luthfi.

Respons positif datang dari kalangan buruh. Sugianto, salah satu perwakilan buruh yang hadir, menyatakan bahwa koperasi buruh ini adalah bentuk perhatian nyata pemerintah.

“Kami butuh yang begini, bukan janji atau seremonial. Harga-harga makin mahal, jadi koperasi ini sangat membantu. Kalau bisa, harga di koperasi ditekan semurah mungkin. Supaya gaji kami bisa cukup untuk kebutuhan lain,” ujarnya.

Dengan hadirnya koperasi buruh, Pemprov Jawa Tengah menunjukkan bahwa May Day bukan sekadar hari peringatan, melainkan momentum strategis untuk membangun ekosistem kesejahteraan buruh yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Gubernur Luthfi mengubah semangat perlawanan menjadi semangat kolaborasi dan dari kolaborasi itulah lahir kemandirian ekonomi.

Load More