SuaraJawaTengah.id - Keterlibatan berbagai umat beragama dalam perayaan Waisak di Candi Borobudur, membuka kesempatan terbentuknya dialog antar iman. Tidak hanya membangun toleransi, tapi kolaborasi beragama.
Ratusan relawan Waisak lintas agama terlibat dalam rangkaian perayaan Waisak. Mereka membantu panitia Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menyiapkan sarana-sarana beribadat.
Rafi Akbar Setiawan (21 tahun), salah satu relawan yang terlibat pelaksanaan Waisak. Dia bergabung bersama Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI) yang salah satunya memusatkan acara di Candi Pawon dan Ngawen.
Tidak hanya membantu pelaksanaan acara puncak Waisak, 12 Mei 2025, Rafi sudah tiba di Borobudur sejak dua minggu lalu. Selain membantu menyiapkan lokasi peribadatan, para relawan juga ikut mengatur penginapan panitia di luar kompleks candi.
“Aku ingin lebih mengenal dan lebih dekat dengan teman-teman Buddhis. Karena saya lulusan Studi Agama-Agama, juga harus membangun relasi dengan penganut agama lain.”
Rafi adalah alumni Program Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Salah satu misi prodi ini adalah mendorong kerukunan intra dan antar pemeluk agama.
Menurut Rafi, terlibat membantu pelaksanaan ibadat agama lain akan membuka sikap saling pengertian antar umat beragama. Tidak cukup hanya bertoleransi, sikap saling memahami dibutuhkan dalam menjaga kerukunan.
“Waisak nasional di Borobudur, semua aliran Buddhis campur semua di sini. Theravada, Mahayana, Tantrayana. Otomatis aku jadi lebih luas mengenal mereka. Lebih bervariatif.
Muslim Moderat
Baca Juga: Jelang Perayaan Waisak, Puluhan Biksu Mengambil Air Berkah di Umbul Jumprit
Sikap Rafi yang terbuka pada ajaran agama lain mulai terbangun saat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. Di pondok yang didirikan almarhum KH Ahmad Fadlil diajarkan 3 motto penting: Muslim moderat, mukmin demokrat, dan muhsin diplomat.
Setelah menjadi muslim moderat yang bersikap luwes dan bertenggang rasa, para santri diharapkan juga menjadi mukmin demokrat yang memahami kepentingan rakyat, serta muhsin diplomat yang mengedepankan sifat baik dan terpuji.
“Aku terbangun dari motto itu. Jadi orang moderat dan mampu berdiplomasi dengan sesama. Berdiplomasi maksudnya mampu menjalin hubungan baik (dengan penganut agama lain).”
Pada suatu kesempatan, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2020-2024, Prof Al Makin menjelaskan, bahwa toleransi baru dasar terbangunnya kerukunan umat beragama.
Menurut Al Makin, toleransi dalam sudut pandang beragama adalah pembiaran terhadap penganut agama lain untuk menjalankan ibadahnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi bahkan memiliki arti “penyimpangan yang masih dapat diterima”.
Agar kerukunan dapat terwujud, masyarakat perlu meningkatkan toleransi beragama ke tahap keterlibatan, pertemanan, hingga kolaborasi. Masyarakat perlu didorong untuk terlibat membantu pelaksanaan peribadatan agama lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
SIG Bersama Semen Gresik Terima Kunjungan Puluhan Duta Minerba dari Kementerian ESDM
-
Diskon Avtur Pertamina: Angin Segar untuk Libur Nataru, Harga Tiket Pesawat Lebih Ramah di Kantong
-
Cari SUV Bekas Rp80 Jutaan? Ini 5 Pilihan Terbaik, Gagah dan Siap Diajak Touring!
-
Insan BRILiaN Region 10 Semarang Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana di Sumatera
-
Kiai Sepuh Cegah Perpecahan di Tubuh PBNU, Ma'ruf Amin: Proses Pemakzulan Tak Sesuai AD/ART