Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 Mei 2025 | 15:19 WIB
Ilustrasi kisah horor sosok tumbal proyek [Dok Suara.com]

SuaraJawaTengah.id - Di balik gemerlap pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, tersimpan kisah horor yang jarang terungkap ke publik.

Subhan, seorang mantan mandor proyek, membuka tabir gelap dunia konstruksi yang penuh misteri dan tragedi.

Berbekal pengalaman pahitnya selama bertahun-tahun bekerja, Subhan mengungkap cerita horor yang membuatnya trauma dan akhirnya memutuskan untuk mundur dari dunia proyek.

Sosok Misterius di Malam Hari Peringatan dari Dunia Lain

"Trauma saya sampai sekarang masih terasa," kata Subhan dengan suara berat dan mata yang sesekali menatap kosong ke kejauhan. Awalnya, ia merasa ada yang janggal di proyek tempatnya bekerja, terutama di malam hari. Sosok seorang bapak-bapak berpakaian rapi yang selalu muncul di tempat-tempat sepi dan selalu disertai aroma bunga kantil yang menusuk hidungnya.

"Saya selalu diciuminya dengan aroma bunga kantil itu, dan bapak itu kerap memperingatkan saya, ‘Hati-hati, Mas. Di sini banyak orang yang menghalalkan segala cara. Bahkan orang tak bersalah pun bisa menjadi korban,’" ungkap Subhan.

Bagi Subhan, sosok itu bukan sekadar bayangan biasa. Penampakan pria itu hadir berulang kali, memakai kemeja, tas, dan sepatu yang selalu sama.

Ia tak bisa menjelaskan apakah itu hantu atau sosok lain yang datang untuk memperingatkan, namun pesan itu selalu membekas dalam benaknya.

Tumbal Beton Jasad yang Terperangkap Hidup-hidup

Baca Juga: 'Saya Yakin Itu Bukan Manusia' Cerita Horor Dikejar Hantu Saat Touring Bikin Merinding

Puncak dari pengalaman horor Subhan adalah penemuan jasad seorang karyawan yang dibeton hidup-hidup di salah satu sudut proyek.

"Saya ingat betul dia datang meminta tolong kepada saya. Dia bilang dia pekerja di sana, tapi anak-anaknya tidak tahu apa-apa. Kakinya patah, mulut dan tangannya diikat, lalu dia dimasukkan ke dalam beton dalam keadaan hidup," kata Subhan dengan nada getir.

Kejadian itu meninggalkan luka mendalam di hati Subhan. Ia harus membawa amanat tersebut kepada keluarga almarhum yang selama ini tak mengetahui nasib sang suami dan ayah.

"Saya merasa seperti menjadi perantara antara dunia ini dan dunia lain. Beban itu sangat berat," lanjutnya sebagaimana dikisahkan dalam YouTube Lentera Malam.

Cerita ini membuka mata bahwa di balik proyek yang megah, ada sisi gelap yang tak terlihat. Kematian dan pengorbanan yang disembunyikan di balik beton, menjadi tumbal yang mengerikan demi sebuah keuntungan dan kelangsungan proyek.

Bayangan yang Jatuh Penglihatan yang Tak Terlupakan

Pengalaman lain yang tak kalah menakutkan adalah saat Subhan menyaksikan bayangan besar jatuh dari lantai 12 gedung yang sedang dibangun.

"Waktu itu saya hendak pulang malam. Tiba-tiba saya melihat bayangan besar terjatuh dari balkon lantai 12 ke arah bawah yang penuh pasir. Saya panik, tapi ketika saya turun dan periksa, tidak ada apa-apa. Hanya suara mesin yang terus berdengung, seolah menutupi sesuatu," ceritanya.

Malam itu aroma bunga kantil kembali tercium kuat, seolah menjadi pertanda bahwa sesuatu yang gaib sedang mengintai proyek tersebut. Subhan percaya bahwa bayangan itu bukan hanya halusinasi, tapi suatu kejadian nyata yang penuh misteri.

Orderan Tak Terlihat Pertemuan dengan Almarhum

Kisah paling membekas dalam ingatan Subhan adalah saat ia menerima order ojek online dari seorang pria yang kemudian diketahuinya adalah arwah pekerja proyek yang sudah meninggal dunia dengan cara mengenaskan.

"Saat jemput, pria itu berpakaian rapi, pakai tas, dan tidak seperti penumpang biasa. Namun setelah saya cek riwayat order, tak ada jejaknya sama sekali. Anehnya, saldo saya bertambah Rp67.000 sebagai tip, tapi tanpa kode atau identitas pengirim," ujar Subhan sambil menatap ponselnya.

Ketika mengetahui pria itu adalah almarhum yang jasadnya dibeton, Subhan merasa ngeri sekaligus terpanggil untuk mengungkap kisah di balik kematiannya.

"Ini bukan sekadar cerita horor biasa. Ini pesan, sebuah amanat yang harus saya sampaikan agar keluarga korban tahu kebenaran," tambahnya.

Luka yang Tak Terlihat Sakit dan Doa Pengusir Kesialan

Setelah serangkaian pertemuan dengan sosok misterius itu, Subhan jatuh sakit selama tiga hari.

"Sakitnya bukan sakit biasa. Rasanya seperti disiksa dengan jarum mesin. Saya bahkan sampai memanggil ustad untuk mengusir gangguan yang saya rasakan," katanya.

Ustad yang datang menemukan bahwa batu-batu kecil yang diberikan sosok bapak itu ternyata mengandung energi gaib yang membahayakan.

"Saya diberi batu bertuliskan kalimat arab dan dibungkus dengan kain putih yang beraroma bunga kantil. Itu benda yang harus dibersihkan supaya saya bisa sembuh," jelas Subhan.

Pilihan Berat Mundur dari Dunia Proyek yang Gelap

Meski gaji yang ditawarkan proyek sangat menggiurkan, Subhan memutuskan untuk mundur.

"Saya sudah tidak kuat mental. Dunia proyek penuh dengan tipu daya, keserakahan, dan korban yang tidak terlihat," ujarnya.

Ia menyesali perannya yang pernah ikut serta dalam ritual-ritual gelap demi memenangkan persaingan proyek. "Saya minta maaf kepada keluarga almarhum. Saya merasa bersalah dan hanya ini yang bisa saya lakukan, berbicara tentang kebenaran agar tidak ada lagi korban," tutup Subhan.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More