Budi Arista Romadhoni
Kamis, 05 Juni 2025 | 11:19 WIB
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Wandi Saputra saat menunjukan peta proyek pembangunan. [Istimewa]

Rinciannya, paket 1A yang mencakup akses awal mencapai 63,75 persen, paket 1B yang menjadi inti jalan tol sekaligus tanggul laut berada di angka 41,55 persen, dan paket 1C untuk konstruksi dua kolam retensi masih di angka 26,79 persen.

“Kami terus mengejar progres secara paralel dan target kami tetap 2027 untuk penyelesaian seluruh proyek,” ungkap Wandi.

Manfaat Strategis bagi Ekonomi dan Lingkungan

Tol Semarang-Demak Seksi 1 diharapkan mampu memangkas waktu tempuh antarwilayah dan mengurai kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di jalur nasional Semarang-Demak.

Namun lebih dari itu, kehadiran tanggul laut permanen menjadi harapan besar bagi warga pesisir yang selama bertahun-tahun terdampak rob berkepanjangan.

Wilayah Kaligawe, Genuk, hingga Sayung yang sebelumnya terendam rob secara berkala, diharapkan bisa terbebas dari genangan berkat infrastruktur ini.

Kehadiran kolam retensi juga memberikan nilai tambah ekologis sekaligus memperkuat sistem pengendalian banjir berbasis kawasan.

“Kalau hanya membangun jalan tol saja mungkin tidak cukup untuk menjawab tantangan di wilayah ini. Maka dari itu, pendekatan terpadu ini sangat penting,” kata Wandi menutup.

Dengan fungsi ganda yang mengintegrasikan pembangunan infrastruktur transportasi dan perlindungan lingkungan, proyek Tol Semarang-Demak Seksi 1 menjadi simbol transformasi kebijakan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada mobilitas, tetapi juga pada keberlanjutan dan keselamatan wilayah.

Baca Juga: Jalan Tol Semarang-Demak Diresmikan Presiden Jokowi, Ganjar; Semoga Bisa Urai Kemacetan dan Rob

Load More