SuaraJawaTengah.id - Dalam kehidupan sehari-hari, sepeda motor tak ubahnya menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat, khususnya di kota-kota besar seperti Semarang.
Mulai dari berangkat kerja, antar anak sekolah, hingga belanja kebutuhan harian, motor menjadi andalan utama karena fleksibilitas dan efisiensinya.
Namun, banyak pengguna motor yang terlalu fokus pada fungsinya sebagai alat transportasi, tanpa menyadari pentingnya merawat komponen-komponen mesin secara berkala, khususnya oli.
Padahal, menurut para ahli, penggantian oli secara rutin adalah langkah paling dasar sekaligus krusial dalam menjaga performa motor tetap prima.
Sayangnya, masih banyak pengendara yang menyepelekan hal ini dan hanya akan sadar ketika motornya mulai rewel atau bahkan mogok di tengah jalan.
“Lebih baik bila bikers mengganti oli tepat waktu daripada beresiko sepeda motor mogok di jalan. Untuk penggunaan oli pun, sangat disarankan menggunakan oli mesin yang standar dari AHM Oil untuk performa motor Honda yang lebih baik,” ujar Awaludin Ahmad, Technical Training Instructor Astra Motor Jateng pada Rabu 11 Juni 2025.
Ia menjelaskan, idealnya penggantian oli mesin dilakukan setiap dua bulan sekali atau setelah menempuh jarak 2.000 kilometer, tergantung mana yang tercapai lebih dulu.
Batas ini bukanlah angka sembarangan, melainkan hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan pelumasan dan temperatur kerja mesin sepeda motor dalam kondisi penggunaan normal.
Namun, apa sebenarnya yang terjadi jika kita lalai mengganti oli? Menurut Awaludin, ada sejumlah dampak negatif yang bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Baca Juga: Program Speling Disambut Positif, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Integrasi Upaya Preventif
Pertama-tama, suara mesin akan menjadi kasar. Hal ini disebabkan karena viskositas oli menurun akibat penguapan selama proses pembakaran dan kerja mesin.
Oli yang encer atau bahkan menyusut volumenya tentu tidak mampu melindungi komponen mesin secara maksimal, sehingga gesekan antar komponen menjadi lebih kasar dan menimbulkan bunyi yang tidak biasa.
Lebih jauh lagi, kondisi oli yang tidak optimal juga menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
“Pelumasan yang tidak optimal membuat kerja mesin lebih berat, sehingga penggunaan BBM pun meningkat,” tambah Awaludin.
Ini tentu berdampak langsung terhadap pengeluaran harian, apalagi di tengah harga bahan bakar yang fluktuatif.
Risiko lain yang lebih serius adalah komponen mesin yang cepat aus. Kotoran, kerak, serta partikel logam sisa gesekan akan menumpuk dan bersirkulasi bersama oli lama, menyebabkan komponen seperti ring piston, camshaft, dan dinding silinder tergerus lebih cepat dari semestinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota