SuaraJawaTengah.id - Masyarakat Jawa dikenal dengan tradisi dan adat istiadat yang sangat kental, bahkan sering kali diwarnai dengan unsur mistis dan simbolis. Salah satu tradisi yang sangat unik dan memiliki nilai filosofis tinggi adalah penggunaan bunga dalam berbagai ritual.
Salah satunya adalah penggunaan "kembang tujuh rupah," sebuah rangkaian tujuh jenis bunga yang digunakan dalam berbagai upacara adat Jawa.
Sebagaimana dikutip dari YouTube Anak Magang Warmo, setiap bunga dalam rangkaian tersebut tidak bisa diganti dengan bunga lain, karena masing-masing bunga tersebut memiliki makna yang dalam dan khas.
Makna di Balik Setiap Bunga Tujuh Rupah
Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap jenis bunga memiliki makna dan tujuan tertentu. Maka dari itu, dalam ritual-ritual tertentu, bunga-bunga ini dipilih dengan sangat hati-hati.
Berikut adalah makna dari masing-masing bunga yang termasuk dalam kembang tujuh rupah:
1. Bunga Kantil
Bunga pertama dalam kembang tujuh rupah adalah bunga kantil. Bunga ini dianggap sebagai simbol dari tali rasa atau hubungan yang selalu terjalin erat tanpa putus.
Kantil juga dianggap sebagai bunga yang menggambarkan kasih sayang yang mendalam dan tak terputuskan, seperti ikatan batin yang tidak bisa terpisahkan oleh apapun.
Baca Juga: 10 Tempat Liburan Anak Terbaik di Jawa Tengah: Dari Petualangan Seru hingga Wisata Edukatif!
Penggunaan bunga kantil dalam ritual menunjukkan harapan untuk memperkuat hubungan yang sudah ada, baik dalam keluarga, persahabatan, atau ikatan spiritual.
2. Bunga Melati
Bunga melati, yang dikenal dengan aroma khasnya yang harum, melambangkan ketulusan hati yang mendalam. Bunga ini memaknai kejujuran dan kesetiaan.
Dalam pandangan masyarakat Jawa, melati adalah simbol dari hati nurani yang paling dalam, yang lahir dan batin harus selalu serasi, kompak, dan tanpa kepura-puraan. Sebagai bunga yang digunakan dalam ritual, bunga melati menyiratkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan.
3. Bunga Kenanga
Bunga kenanga, yang memiliki aroma wangi yang menyegarkan, melambangkan kenangan dan penghormatan terhadap leluhur. Bunga ini memiliki makna "kenangan eng-engga," yang berarti agar setiap keturunan dapat selalu mengenang pusaka dan warisan yang telah diberikan oleh nenek moyang mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran
-
BRI Genap 130 Tahun, Tegaskan Komitmen terhadap UMKM dan Inklusi Keuangan Nasional