Melihat sawah hancur dan rakyat mengeluh, Raja Galuh memanggil Raden Sulanjana, seorang satria sakti bersama saudara-saudaranya: Mata Mendang dan Mata Mendir. Mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi gangguan dari makhluk gaib dan hewan perusak.
Sulanjana memimpin operasi penyelamatan padi. Hasilnya, sawah kembali bersih, tikus dan celeng lari terbirit-birit. Masyarakat Galuh kembali bisa menanam dan panen dengan tenang.
5. Perang Besar Sapi Gumarang vs Sulanjana
Merasa kekuatannya dipermalukan, Sapi Gumarang menyerang langsung Kerajaan Galuh. Tapi rakyat dan prajurit sudah bersiap. Mereka menggali parit, memasang ranjau, dan menyiapkan jebakan. Pasukan hewan Sapi Gumarang banyak yang terjebak.
Puncaknya, terjadi duel satu lawan satu antara Sapi Gumarang dan Raden Sulanjana. Mereka bertarung dengan kekuatan dan kesaktian masing-masing. Tak ada yang kalah, hingga disepakati tantangan: siapa yang bisa mengangkat tubuh lawannya akan menjadi pemenang.
6. Kesombongan Sapi Gumarang Berbalik Petaka
Sapi Gumarang menyuruh Sulanjana lebih dulu mengangkatnya. Dengan tangan satu, Sulanjana berhasil mengangkat tubuh besar sang sapi sampai ke atas kepala. Sapi Gumarang kaget dan terdiam. Ia sadar kesaktiannya tak sebanding.
Akhirnya, ia menyerah dan menyatakan kesanggupan untuk menjaga dan merawat padi milik rakyat Galuh. Tapi, ia meminta satu hal: agar namanya selalu diingat dan disebut saat musim tanam atau panen tiba.
7. Tradisi Nyawen dan Memanggil Nama Sapi Gumarang
Baca Juga: 7 Khasiat Mistis dan Manfaat Bunga Anggrek yang Jarang Diketahui
Sebagai bentuk penghormatan kepada Sapi Gumarang, rakyat Galuh sejak dulu memiliki tradisi nyawen: membuat saung kecil dan menyebut nama Sapi Gumarang saat akan mulai menanam padi atau memanennya. Tradisi ini dilakukan agar panen berjalan lancar dan sawah tidak diganggu hama.
Meski kini tak sepopuler dulu, sebagian petani di daerah Galuh masih menjalankan ritual ini dalam bentuk kecil-kecilan.
Legenda Sapi Gumarang dan Raden Sulanjana adalah kisah perjuangan antara alam, manusia, dan makhluk gaib dalam menjaga sumber kehidupan: padi. Cerita ini mengajarkan tentang kesetiaan, kesombongan, hingga pentingnya kolaborasi antara manusia dan alam. Di balik mitosnya, tersimpan pesan ekologis dan sosial yang relevan hingga kini.
Apakah kamu masih percaya bahwa setiap bulir padi memiliki roh yang harus dihormati? Kisah ini seolah menjawab: iya, dan namanya adalah Sapi Gumarang.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota