Budi Arista Romadhoni
Selasa, 19 Agustus 2025 | 22:09 WIB
Perugas gabungan SAR mengevakuasi dua pemancing yang meninggal dunia setelah tenggelam di perairan Tanjung Emas Semarang, Selasa (19/8/2025). [ANTARA/HO-BPBD Kota Semarang]

SuaraJawaTengah.id - Harapan untuk menemukan tiga pemancing yang hilang di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, kini harus tertunda.

Tim SAR gabungan pada Selasa (18/8/2025) terpaksa mengambil keputusan pahit untuk menghentikan sementara operasi pencarian akibat amukan cuaca buruk yang membahayakan nyawa para petugas penyelamat.

Nasib ketiga pemancing tersebut kini berada di ujung tanduk, di tengah terjangan ombak dan angin kencang yang melanda pesisir utara Ibu Kota Jawa Tengah itu.

Keputusan penghentian ini menjadi pukulan berat, terutama setelah dua rekan mereka sebelumnya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Semarang, Mulwahyono, mengonfirmasi bahwa kondisi di lapangan sangat tidak memungkinkan untuk melanjutkan penyisiran.

Keselamatan tim menjadi prioritas utama di tengah cuaca ekstrem yang terjadi.

"Kami hentikan sementara karena memang cuaca yang tidak memungkinkan," kata Mulwahyono saat dikonfirmasi di Semarang.

Meski demikian, penghentian ini bukan berarti penyerahan total. Mulwahyono menegaskan bahwa timnya tidak akan meninggalkan lokasi begitu saja.

Basarnas Semarang tetap menyiagakan satu unit kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) di sekitar titik hilangnya para korban.

Baca Juga: Viral PBB Lansia Naik 400 Persen di Ambarawa, Kaget Setengah Mati Lihat Tagihan Tembus Rp872 Ribu

Kapal cepat ini akan terus bersiaga, memantau kondisi perairan dan siap bergerak cepat jika cuaca kembali membaik atau ada tanda-tanda keberadaan korban.

Pencarian intensif akan segera dilanjutkan begitu badai mereda dan kondisi laut dianggap aman untuk kembali melakukan manuver penyisiran.

"Kondisi perairan di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat kejadian dilanda gelombang tinggi dan angin kencang," ujar Mulwahyono, menggambarkan betapa ganasnya alam saat tragedi itu terjadi.

Insiden nahas ini berawal ketika 12 orang pemancing menyewa sebuah kapal untuk menyalurkan hobi mereka di sekitar pintu masuk perairan Pelabuhan Tanjung Emas.

Namun, cuaca yang semula bersahabat tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk. Kapal mereka dihantam cuaca buruk hingga menyebabkan lima orang di antaranya tenggelam dan hilang.

Upaya pencarian yang dilakukan sejak insiden terjadi berhasil menemukan dua dari lima korban. Namun, keduanya ditemukan sudah tidak bernyawa.

Load More