Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 29 Agustus 2025 | 21:36 WIB
Aksi demo di Polres Magelang ricuh pada Jumat (29/8/2025). [Suara.com/Angga Haksoro]
Baca 10 detik
  • Aksi ricuh pecah di Magelang buntut tewasnya ojol.
  • Massa tuntut Kapolri mundur dan hukum pelaku.
  • Protes juga soal DPR dan kebijakan tak pro rakyat.
[batas-kesimpulan]

SuaraJawaTengah.id - Aksi unjuk rasa menuntut keadilan atas tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta berujung ricuh di depan Markas Polres Magelang Kota, Jumat (29/8/2025).

Massa yang marah menjebol gerbang dan melempari gedung polisi dengan batu, menyulut bentrokan yang tak terhindarkan.

Insiden ini merupakan buntut panjang dari kemarahan publik atas meninggalnya Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan rantis (kendaraan taktis) Brimob Polda Metro Jaya saat aksi di Jakarta sehari sebelumnya.

Gelombang kemarahan dari ibu kota dengan cepat menjalar hingga ke daerah.

Koordinator Umum Aliansi Magelang Memanggil, Achmad Rizky Airlangga, mengungkapkan bahwa aksi sebetulnya tidak direncanakan secepat ini.

Namun, desakan dari massa yang berkonsolidasi membuat demonstrasi dipercepat.

"Rakyat Magelang marah. Bergejolak. Kemudian melakukan pengerusakan dan lain-lain. Ini yang coba kami kondusifkan karena khawatir terutama teman-teman mahasiswa yang terkena dampaknya," kata Achmad Rizky Airlangga.

Menurutnya, bentrokan hebat yang terjadi di luar kendali aliansi. Ia menegaskan bahwa rencana awal adalah menggelar aksi damai untuk menyuarakan aspirasi, bukan untuk menciptakan kerusuhan.

“Kami tidak mengharapkan rusuh seperti ini. Karena kami mengajak ojol dan elemen-elemen (masyarakat) lainnya agar ikut menyuarakan (aspirasi), bukan untuk rusuh seperti ini.”

Baca Juga: Skandal Beras Premium Oplosan Gegerkan Publik, Pedagang Pasar Muntilan Justru Tertawa: Kurang Laku!

Demonstrasi yang awalnya berjalan tertib mulai memanas menjelang sore. Situasi tak terkendali ketika sebagian massa merangsek maju, merobohkan gerbang Mapolres, dan mulai melakukan pelemparan.

Aparat kepolisian merespons dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Tembakan gas air mata tersebut membuat sejumlah demonstran jatuh pingsan dan memerlukan pertolongan medis. Achmad Rizky menyebut ada korban luka dari pihak mahasiswa dan masyarakat sipil.

“Kami ditembaki gas air mata. Kemudian ada teman-teman mahasiswa terkena gas air mata dan pingsan. Masyarakat sipil juga ada beberapa yang kena pukul,” ungkapnya.

Ia pun mengimbau aparat untuk menahan diri agar tragedi kekerasan di Jakarta tidak terulang di Magelang.

“Aparat (polisi) mungkin sekarang sedang marah. Kami mengimbau untuk aparat supaya tidak represif. Kami tidak mau di Magelang terjadi represi lagi. Apa yang terjadi di pusat (Jakarta) jangan diulangi disini.”

Load More