Budi Arista Romadhoni
Rabu, 17 September 2025 | 12:23 WIB
Gubernur Jawa Tengah saat menunjukan tiket trans jateng pada Rabu (17/9/2025). [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Pemprov Jateng luncurkan pembayaran non-tunai bus Trans Jateng via QRIS, e-money, dan kartu KAI.
  • Gubernur Ahmad Luthfi sebut modernisasi ini untuk permudah layanan dan tingkatkan akuntabilitas.
  • Trans Jateng akan terus dikembangkan untuk menjangkau wilayah Batang, Magelang, dan Jepara-Kudus.
[batas-kesimpulan]

SuaraJawaTengah.id - Era baru kemudahan transportasi publik di Jawa Tengah dimulai. Di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah secara resmi meluncurkan modernisasi sistem pembayaran tiket bus Trans Jateng, menjadikan perjalanan warga semakin praktis dan efisien.

Kini, penumpang tak perlu lagi repot mencari uang tunai pas.

Mulai hari ini, pembayaran tiket bus Trans Jateng bisa dilakukan secara tunai maupun non-tunai. Gebrakan ini mengintegrasikan berbagai kanal pembayaran digital populer, mulai dari QRIS, aplikasi Si Anteng (ASTRAPAY), hingga kartu uang elektronik seperti E-Money (Mandiri), Tap Cash (BNI), Brizzi (BRI), dan Flazz (BCA).

Yang paling menarik, sistem ini juga terintegrasi dengan moda transportasi lain. Kartu Multi Trip (KMT) yang biasa digunakan untuk KRL Commuter Line kini juga bisa di-tap untuk membayar tiket Trans Jateng.

"Hari ini kita launching (meluncurkan) beberapa kartu, termasuk yang dari KAI bisa digunakan untuk Trans Jateng," kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat acara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Rabu (17/9/2025).

Menurut Ahmad Luthfi, digitalisasi pembayaran ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, memberikan pelayanan yang jauh lebih mudah dan cepat bagi masyarakat. Kedua, meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga lebih transparan.

Modernisasi ini tidak hanya berhenti di sistem tiket. Pemprov Jateng juga tengah membenahi berbagai aspek layanan Trans Jateng, mulai dari peremajaan armada bus, profesionalisme pengelola, sistem operasional, hingga peningkatan kualitas halte.

Selain itu, integrasi jaringan dengan bus Trans milik pemerintah kabupaten/kota juga menjadi fokus utama untuk menciptakan konektivitas yang mulus.

Sejak pertama kali mengaspal pada 2017, Trans Jateng telah menjadi tulang punggung mobilitas warga di 14 kabupaten/kota. Dengan tujuh koridor yang sudah beroperasi, layanan ini mampu melayani hingga 26.965 penumpang setiap harinya.

Baca Juga: Demo Anarkis di Kantor Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi Minta Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

Koridor yang aktif saat ini mencakup rute sibuk seperti Semarang–Bawen, Purwokerto–Purbalingga, Semarang–Kendal, Kutoarjo–Borobudur, Solo–Sumberlawang, Semarang–Grobogan, dan Solo–Sukoharjo–Wonogiri.

Tidak berhenti di situ, Ahmad Luthfi memastikan jangkauan Trans Jateng akan terus diperluas untuk menyentuh lebih banyak wilayah. Rencana ekspansi ini merupakan jawaban atas tingginya kebutuhan masyarakat akan transportasi yang terjangkau dan andal.

"Trans Jateng akan kita kembangkan di antaranya mungkin nanti di Batang, Magelang, Jepara-Kudus, dan Banyumas. Semuanya untuk memperpanjang jangkauan, mungkin ada penambahan kendaraan yang kita lakukan, sehingga transportasi di wilayah kita lebih mudah," tegas Ahmad Luthfi.

Dalam momentum Harhubnas 2025, Ahmad Luthfi juga memaparkan visi besarnya untuk konektivitas Jawa Tengah yang terintegrasi.

Beberapa program prioritas yang digulirkan antara lain mendorong pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, mengusulkan Pelabuhan Kendal menjadi bagian dari Pelabuhan Tanjung Emas, serta optimalisasi bandara perintis seperti Dewadaru-Karimunjawa, Ngloram (Blora), dan Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga).

Dari sisi darat, Pemprov Jateng juga fokus pada peningkatan kualitas jalan provinsi dan revitalisasi jalur kereta api non-aktif yang strategis, seperti Semarang-Rembang dan Purwokerto-Wonosobo.

Load More