- Mahasiswi disabilitas asal Banjarnegara, Eprisa Nova Rahmawati, lulus cumlaude dari UMP dengan IPK 3,77.
- Ia menciptakan aplikasi berbasis kamera untuk deteksi penyakit daun tomat guna membantu petani pemula.
- Didukung beasiswa, sahabat, dan keluarga, Eprisa buktikan keterbatasan fisik bukan penghalang meraih mimpi.
Skripsinya bukanlah sekadar tumpukan kertas, melainkan sebuah solusi nyata: aplikasi berbasis kamera untuk mendeteksi penyakit pada daun tomat.
Inovasi ini memungkinkan petani pemula mengidentifikasi penyakit tanaman secara dini hanya dengan memindai daun menggunakan gawai. "Tujuan saya ingin memudahkan petani agar bisa langsung mengenali penyakit tanaman secara praktis," jelasnya.
Tak hanya cemerlang di bidang akademik, Eprisa juga memiliki jiwa seni yang kuat. Selama prosesi Wisuda Ke-77 UMP, ia menggelar pameran tunggal yang memajang 20 karya lukisnya.
Kanvas dan cat menjadi medium baginya untuk merefleksikan pengalaman, pergulatan batin, serta harapan.
Rektor UMP, Jebul Suroso, dalam sambutannya menyoroti kisah Eprisa sebagai bukti nyata bahwa keterbatasan bisa melahirkan kemenangan tak terduga.
"Ketika seseorang bisa menyelesaikan keterbatasannya dengan kreatif dan tekad yang kuat, maka bisa dipastikan dia akan mencapai kemenangan dengan jalan yang tidak terduga," kata Rektor.
Momen paling emosional terjadi saat Eprisa menyampaikan pidatonya. Dengan suara bergetar namun tegas, ia berterima kasih kepada semua pihak, termasuk dirinya sendiri yang memilih untuk tidak menyerah.
"Terima kasih untuk hati yang lebih memilih bangkit daripada menyerah, meskipun berkali-kali terjatuh dan merasa tidak ada lagi kekuatan untuk melanjutkan. Terima kasih untuk keberanian memilih bangga menjadi berbeda daripada menyembunyikannya, dan memilih merayakan perbedaan ini daripada menyesalinya seumur hidup," katanya, yang disambut tepuk tangan haru seisi auditorium.
Kini, dengan gelar sarjana komputer di tangan, Eprisa berambisi meniti karier di bidang desain antarmuka (UI/UX) dan tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister.
Baca Juga: Inspiratif! 12 Difabel Kudus Ikut Sortir Surat Suara Pilkada 2024
Kisahnya menjadi pengingat kuat bahwa setiap mimpi layak diperjuangkan, dan keterbatasan hanyalah sebuah kata yang bisa ditaklukkan dengan tekad baja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan