- Lumpia berasal dari Tiongkok Dinasti Han dan masuk ke Nusantara lewat imigran Tionghoa abad ke-17.
- Adaptasi di Jawa mengganti babi dan udang dengan ayam dan rebung, lahirlah Lumpia Semarang.
- Lumpia kini jadi simbol akulturasi budaya Tionghoa-Jawa dan berkembang dalam berbagai varian modern.
SuaraJawaTengah.id - Siapa yang tidak kenal lumpia? Makanan berkulit tipis dengan isian gurih ini sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia yang dicintai banyak orang.
Biasanya, lumpia identik dengan kota Semarang bahkan dijadikan oleh-oleh wajib saat berkunjung ke sana.
Namun, di balik kelezatannya, lumpia menyimpan sejarah panjang dan menarik, mulai dari Tiongkok kuno hingga dapur masyarakat Jawa. Yuk, kita kupas satu per satu!
1. Lumpia Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Dinasti Han
Asal usul lumpia dapat ditelusuri hingga abad ke-2 sebelum Masehi, tepatnya pada masa Dinasti Han di Tiongkok. Pada masa itu, lumpia dikenal sebagai hidangan yang terbuat dari adonan tepung tipis yang diisi daging dan sayuran, lalu digulung dan digoreng.
Di Tiongkok, lumpia sering disajikan saat perayaan musim semi karena melambangkan kemakmuran dan harapan baru.
2. Dibawa ke Indonesia oleh Imigran Tionghoa
Masuknya lumpia ke Nusantara tidak lepas dari perdagangan dan migrasi etnis Tionghoa pada abad ke-17. Para pendatang membawa resep dan teknik memasak khas negeri mereka, termasuk lumpia.
Seiring berjalannya waktu, mereka berinteraksi dengan masyarakat lokal, khususnya di Pulau Jawa, dan terjadi akulturasi kuliner antara budaya Tionghoa dan Jawa. Dari sinilah lahir cita rasa baru yang membuat lumpia terasa lebih “Indonesia”.
Baca Juga: Ancaman TBC di Balik Tembok Pesantren, Gubernur Luthfi Kerahkan Tim Medis ke 5.419 Lokasi
3. Adaptasi Rasa di Tangan Orang Jawa
Setibanya di Jawa, resep lumpia mengalami perubahan. Bahan-bahan yang sebelumnya menggunakan babi dan udang diganti dengan ayam dan rebung agar sesuai dengan selera dan budaya masyarakat setempat.
Proses ini menandai lahirnya Lumpia Semarang, yang kini menjadi ikon kuliner kota tersebut. Kombinasi antara rasa gurih ayam, manisnya rebung, dan kulit renyah membuatnya disukai semua kalangan.
4. Dari Semarang ke Seluruh Nusantara
Popularitas lumpia Semarang membuat banyak daerah lain mulai mengadaptasi makanan ini. Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Solo, hingga Makassar, lumpia hadir dengan ciri khas masing-masing. Ada yang disajikan basah tanpa digoreng, ada pula versi kering yang tahan lama untuk oleh-oleh. Bahkan, beberapa inovasi modern kini menghadirkan isian seperti jamur, udang, hingga daging sapi lada hitam.
5. Asal Usulnya Masih Diperdebatkan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Dukung Pemberdayaan Difabel melalui Pelatihan dan Program Magang
-
SIG Bersama Semen Gresik Terima Kunjungan Puluhan Duta Minerba dari Kementerian ESDM
-
Diskon Avtur Pertamina: Angin Segar untuk Libur Nataru, Harga Tiket Pesawat Lebih Ramah di Kantong
-
Cari SUV Bekas Rp80 Jutaan? Ini 5 Pilihan Terbaik, Gagah dan Siap Diajak Touring!
-
Insan BRILiaN Region 10 Semarang Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana di Sumatera