Budi Arista Romadhoni
Kamis, 23 Oktober 2025 | 18:01 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat menerima kunjungan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Dubes Inggris jajaki kerja sama industri hijau, transportasi, dan SDM di Jawa Tengah.
  • Gubernur Ahmad Luthfi tawarkan potensi investasi tambak nila salin dan ribuan desa wisata.
  • Pertemuan ini tindak lanjut kemitraan strategis Presiden Prabowo dan PM Inggris Keir Starmer.

Ia menyoroti konektivitas logistik melalui pengembangan dry port di Batang, program beasiswa, dan pertukaran mahasiswa dengan universitas seperti Universitas Diponegoro.

"Tidak kalah pentingnya adalah terkait sampah yang nanti sampah regional atau RDF yang akan kita bahas. Nanti beliau akan menurunkan tim untuk penelitian sampah plastik di Semarang," tutur Luthfi.

Secara proaktif, Luthfi juga menawarkan peluang investasi di sektor perikanan yang belum banyak dilirik, yaitu budidaya nila salin.

"Kami tawarkan terkait potensi investasi tambak nila salin di wilayah pesisir. Setidaknya ada 72 hektare yang siap untuk budidaya nila salin," ungkapnya.

Tidak berhenti di situ, sektor pariwisata dengan potensi sekitar 1.000 desa wisata serta destinasi unggulan seperti Karimunjawa dan Borobudur turut dipromosikan.

"Kami tawarkan barangkali tertarik. Lalu banyak lagi yang nanti akan didalami oleh tim Dubes Inggris dan dinas-dinas kita," ujarnya.

Berdasarkan data kinerja investasi, Inggris saat ini menempati urutan ke-20 sebagai negara asal investasi di Jawa Tengah dengan nilai mencapai Rp486,05 triliun. Investasi tersebut tersebar di sektor industri kulit dan alas kaki, makanan, perdagangan, serta perhotelan.

Load More