- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi proaktif undang buruh dan pengusaha bahas UMP meski aturan pusat belum turun.
- Luthfi ingin samakan persepsi agar tidak ada konflik antara kepentingan pekerja dan iklim investasi.
- Buruh menuntut penetapan upah berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) riil dengan 69 komponen.
SuaraJawaTengah.id - Di tengah ketidakpastian regulasi upah minimum dari pemerintah pusat, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengambil langkah proaktif dengan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan untuk meredam potensi gejolak.
Dewan Pengupahan, Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, hingga Satuan Tugas (Satgas) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diajak duduk bersama di Semarang, Selasa (28/10/2025).
Langkah ini menjadi jurus Luthfi untuk menyerap aspirasi lebih awal dari kalangan buruh dan pengusaha sebelum memasuki babak krusial pembahasan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah tahun 2026. Ia mengakui, aturan main dari pusat yang menjadi payung hukum penetapan upah hingga kini belum juga terbit.
Meski demikian, Luthfi enggan pasif menunggu. Ia memilih membangun "kekompakkan" dan membuka keran komunikasi seluas-luasnya untuk mencegah kebuntuan yang kerap terjadi setiap tahunnya.
“Nanti saat regulasi dari pemerintah turun baru kita bahas secara detail," kata Luthfi di hadapan para perwakilan.
Menurutnya, dialog awal ini krusial untuk menyamakan frekuensi antara berbagai pihak, mulai dari serikat pekerja, asosiasi pengusaha, akademisi, hingga pemerintah. Tujuannya agar tidak ada sumbatan informasi yang bisa memicu kesalahpahaman. Luthfi menegaskan, setelah pertemuan besar ini, ia akan melanjutkan dialog secara parsial dengan masing-masing kelompok untuk menjaring masukan lebih dalam terkait formula upah yang ideal.
"Jadi perlu menyamakan persepsi. Jangan sampai buruh, pengusaha, dan pemerintah ada dikotomi yang merugikan kedua belah pihak (buruh dan pengusaha)," jelas mantan Kapolda Jateng tersebut.
Jaga Investasi dan Kesejahteraan Buruh
Luthfi sadar betul, isu upah minimum ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia harus memastikan kesejahteraan para pekerja terpenuhi. Di sisi lain, kondusivitas iklim investasi di Jawa Tengah yang sedang menggeliat harus tetap terjaga.
Baca Juga: Kado Hari Santri 2025: Pemprov Jateng Buka Beasiswa S1-S2, Santri Bisa Kuliah Gratis hingga Jepang
Ia memaparkan data bahwa realisasi investasi di Jawa Tengah hingga triwulan III 2025 sudah sangat impresif, mencapai Rp66 triliun. Dari angka tersebut, 65 persen di antaranya merupakan Penanaman Modal Asing (PMA).
"Iklim investasi di Jateng ini golnya adalah kesejahteraan masyarakat,” tegas Luthfi.
Sikapnya ini mendapat respons positif dari kalangan pengusaha. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi, sepakat bahwa Jawa Tengah merupakan magnet investasi yang sangat strategis.
Faktor utamanya bukan hanya dukungan pemerintah dan ketersediaan kawasan industri, tetapi juga upah minimum yang dianggap kompetitif.
"Saya setuju dengan Gubernur bahwa upah kita itu kompetitif,” ujar Frans.
Sementara itu, dari sisi buruh, tuntutan utama tetap berpusat pada pemenuhan kebutuhan hidup yang layak. Perwakilan buruh, Nanang Setyono, menekankan agar formula penetapan upah benar-benar mengacu pada hasil survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang mencakup 69 komponen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar