Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 15 November 2025 | 11:25 WIB
Salah satu adik Sinuhun PB XIII Hangabehi, GRAy Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng) mengaku mendapat Pralampita atau pertanda sebelum sinuhun meninggal. [Suara.com/Ari Welianto]
Baca 10 detik
  • Gusti Moeng, putri Pakubuwana XII lahir 11 Februari 1950, memiliki latar belakang hukum dari UNS Surakarta.
  • Ia dikenal aktif menjaga pelestarian budaya dan tradisi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat secara mendalam.
  • Gusti Moeng terlibat dalam konflik internal keraton sejak 2004, termasuk pernah diusir pada tahun 2017.

Gusti Moeng sempat diusir dari keraton pada tahun 2017, namun kemudian kembali lagi setelah mediasi dilakukan.

Perseteruan ini tidak hanya melibatkan anggota keluarga inti, tetapi juga melibatkan abdi dalem dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap keraton. 

Saat ini Gusti Moeng juga punya perang penting dalam pengukuhan KGPH Hangabehi menjadi penerus Pakubuwana XIII. 

Aktivisme dan Politik

Selain perannya dalam keraton, Gusti Moeng juga dikenal sebagai sosok yang aktif dalam dunia politik.

Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selama beberapa periode.

Keterlibatannya dalam politik menunjukkan bahwa ia tidak hanya berfokus pada urusan keraton, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap isu-isu kebangsaan dan kemasyarakatan.

Gusti Moeng adalah sosok yang kerap menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ia dipandang sebagai penjaga tradisi keraton yang gigih, yang berjuang untuk mempertahankan kelestarian budaya Jawa.

Di sisi lain, ia juga dikritik karena dianggap terlalu ikut campur dalam urusan keraton dan memperkeruh suasana konflik internal.

Baca Juga: 9 Babak yang Mengurai Konflik Suksesi Keraton Kasunanan Surakarta Setelah Wafatnya PB XIII

Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, Gusti Moeng tetap menjadi salah satu figur penting dalam sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Perannya dalam menjaga tradisi, serta keterlibatannya dalam dinamika politik dan sosial, menjadikannya sosok yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Keberadaannya mencerminkan kompleksitas hubungan antara tradisi, kekuasaan, dan modernitas dalam konteks masyarakat Jawa.

Load More