- KGPH Hangabehi dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV oleh LDA Keraton Solo pada 13 November 2025, menandai transisi kepemimpinan penting.
- Penobatan ini memicu dualisme dan ketegangan keluarga besar sebab Gusti Purbaya telah mengklaim tahta lebih dahulu pada 5 November 2025.
- Dukungan keluarga terbagi dalam krisis pewarisan ini, diperparah dengan dukungan GKR Timur terhadap klaim Gusti Purbaya.
SuaraJawaTengah.id - Pada 13 November 2025, seiring dengan dentuman tradisi dan drama keluarga yang memanas, KGPH Hangabehi resmi dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo.
Penobatan yang penuh ketegangan ini tak hanya menjadi peristiwa sakral, tetapi juga menandai babak baru dalam sejarah panjang Keraton Solo, dengan berbagai lapisan emosi dan intrik yang membayangi.
Berikut adalah enam fakta yang membawa kita ke dalam perjalanan penuh gejolak ini sebagaimana dikutip dari YouTube dan sumber lainnya:
1. Penobatan yang Menjadi Simbol Transisi Kekuatan
Pada 13 November 2025, KGPH Hangabehi, putra tertua dari Pakubuwono XIII, akhirnya diangkat sebagai Pakubuwono XIV di Sasana Hendra Wina Keraton Solo.
Momen sakral ini bukan hanya tentang sebuah gelar, tetapi simbol transisi kepemimpinan yang menandai perubahan penting dalam dinasti Keraton Solo.
Namun, penobatan ini memicu dualisme dalam keluarga, karena sebelumnya, Gusti Purbaya telah lebih dulu mengumumkan dirinya sebagai Pakubuwono XIV pada 5 November. Sebuah langkah yang membelah Keraton Solo dalam dua klaim yang tak terelakkan.
2. Perebutan Tahta yang Mengguncang Keluarga
Sebelum Hangabehi dinobatkan, ketegangan sudah meruncing dengan diumumkannya Gusti Purbaya sebagai penerus tahta pada 5 November 2025.
Baca Juga: 7 Fakta Sosok Tedjowulan yang Klaim Ambil Alih Keraton Solo
Pengumuman itu datang tepat setelah jenazah Pakubuwono XIII diberangkatkan, menciptakan krisis pewarisan yang memunculkan keretakan di tubuh keluarga.
Seiring perpecahan ini, LDA Keraton Solo mengambil keputusan tegas, dan Hangabehi akhirnya diangkat sebagai Pakubuwono XIV, meskipun dengan bayang-bayang pertikaian yang masih menyelimuti.
3. Peran Keluarga yang Tak Terelakkan
Di tengah perpecahan itu, penobatan Hangabehi tetap disaksikan oleh banyak anggota keluarga besar Keraton Solo. Para Sentono, kerabat, dan sesepuh keluarga yang hadir memberikan dukungan kepada Hangabehi, meskipun ketegangan begitu nyata.
Kehadiran Maha Menteri Keraton Solo, RGPR T.
Jowulan, yang bertindak sebagai Raja Adik Interim, semakin mengukuhkan langkah tersebut. Kehadirannya melambangkan satu-satunya pilihan yang dianggap sah di tengah kebingungannya keluarga besar Keraton Solo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025
-
Kampung Natal Saloka 2025: Perayaan Nataru Penuh Kearifan Lokal dan Rekor Dunia!
-
PT Semen Gresik Kucurkan Rp1,05 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan Enam Desa
-
BRI Konsisten Salurkan Bantuan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Korban Bencana di Sumatera