Geram Hastag #SlankMakanDuitRakyat, Kaka Slank: 'Pala Lo Peyang'

Sebelumnya, hastag #SlankMakanDuitRakyat sempat viral di Twitter menjelang Apel Kebangsaan digelar.

Chandra Iswinarno
Minggu, 17 Maret 2019 | 14:29 WIB
Geram Hastag #SlankMakanDuitRakyat, Kaka Slank: 'Pala Lo Peyang'
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, bernyanyi bersama grup musik Slank dalam Apel Kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (17/3/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Band Slank tampil enerjik menghibur para peserta Apel Kebangsaan di Lapangan Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/3/2019).

Lagu-lagu bernafas pergerakan dan nasionalisme dibawakan sebagai penyebar virus perdamaian dan kebangsaan.

Tak ketinggalan, Slank juga membawakan lagu dari album ke-22 atau album terakhirnya berjudul 'Pala Lo Peyang', diatas panggung sang vokalis Akhadi Wira Satriaji atau Kaka Slank mengaku prihatin dengan generasi medsos yang sok tahu dan ikut-ikutan menyebarkan hoax.

"Nih lagu bercerita soal generasi media sosial yang kepo, yang jempolnya tak disekolahkan, yang sebar hoax, menyebar kebencian. Hai Semarang jangan diladeni, mending di blok itu hastag, Pala Lo Peyang!," lontaran Kaka diatas panggung.

Baca Juga:Ulama Banten Ngamuk Helikopter Prabowo Dilarang Mendarat: Gila Bupati

Lagu tersebut merupakan ungkapan Slank yang dituduh oleh warganet ikut-ikutan memakan dana APBD dalam menggelar Apel Kebangsaan.

Sebelumnya, hastag #SlankMakanDuitRakyat viral di Twitter menjelang Apel Kebangsaan digelar.  Warganet menilai jika Slank turut andil menikmati dana APBD Jateng dalam menggelar acara yang menelan biaya Rp 18 miliar.

Warganet juga mengganggap uang sebesar itu tidak sesuai untuk peruntukannya, karena masih banyak rakyat Jateng yang lebih membutuhkannya.

Sementara, Bimbim drummer Slank, mengaku tidak mau ambil pusing dengan segala ungkapan negatif, terlebih di media sosial. Baginya, apa yang ada di media sosial merupakan salah satu bentuk anugerah berdemokrasi.

"Selama mereka tidak berkata kasar tidak kita delete atau kita blok," kata Bimbim.

Baca Juga:Jokowi Ajak Iriana ke Lokasi Bom Bunuh Diri Istri Abu Hamzah

Orang-orang yang terjebak dalam media sosial, kata Bimbim, adalah orang yang salah dalam bersikap, karena jika disikapi dengan tegang atau emosi itu tidak mensyukuri demokrasi.

"Biarkan saja mereka untuk juga belajar demokrasi, kita bukan politisi sih, yang kalau dijelekin malah dijawabnya besoknya, kita sih biarin aja untuk demokrasi. Anggap saja itu baik juga buat kita," ucap dia.

Kontributor : Adam Iyasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini