Isu Kiamat Sampai di Jateng, Warga Wonogiri Berencana Hijrah ke Malang

Rencananya, hasil penjualan rumah dan tanah di Wonogiri akan digunakan sebagai modal pergi ke Malang untuk memperdalam ilmu agama sebagai persiapan menghadapi kiamat.

Chandra Iswinarno
Senin, 18 Maret 2019 | 11:17 WIB
Isu Kiamat Sampai di Jateng, Warga Wonogiri Berencana Hijrah ke Malang
Ilustrasi Bumi ditabrak oleh objek antariksa. [Shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Kontroversi isu kiamat yang awalnya tersebar di sekelompok jemaah yang berada di Desa Watu Bonang Kecamatan Badegan Ponorogo Jawa Timur ternyata menyebar hingga di Wonogiri, Jawa Tengah.

Kabarnya empat warga Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri diduga menjadi pengikut ajaran yang disampaikan Katimun.

Bahkan, mereka sempat berupaya menjual tanah sebagai modal untuk eksodus ke Malang. Namun, upaya mereka dapat dicegah setelah diberi pemahaman.

Camat Kismantoro, Joko Purwidyatmo, saat dihubungi Solopos.com - jaringan Suara.com, mengatakan mereka terdiri dari dua keluarga warga Desa Gesing yang merupakan pasangan suami istri.

Baca Juga:Kemenhub Nyatakan Bandara Sentari Siap Bantu Penanganan Bencana

Kedua keluarga tersebut, jelas Joko, sempat berupaya menjual tanah pekarangan, tetapi belum laku.

Rencananya, hasil penjualan akan digunakan sebagai modal pergi ke Malang untuk memperdalam ilmu agama sebagai persiapan menghadapi kiamat.

Meski begitu, Joko belum mendapat laporan lebih detail mengenai kali pertama warganya mengikuti ajaran tersebut.

"Setelah mendengar kabar ada warga yang menjadi pengikut [ajaran kiamat sudah dekat], tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait memberi pemahaman kepada mereka. Setelah itu mereka membatalkan rencana pergi ke Malang," kata Joko.

Dia melanjutkan anak-anak dari kedua pasangan suami istri itu tak sepaham dengan pemikiran mereka. Anak mereka sudah memberi pemahaman yang benar, tetapi mereka tetap pada pendirian.

Baca Juga:Sindir Maruf, Ferdinand: Kalau Masih Pilih 01, Anda Perlu Berobat Syaraf

Untuk mencari solusi mengenai persoalan tersebut, Joko akan berkoordinasi dengan kantor urusan agama (KUA) setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta elemen terkait guna merumuskan langkah pendampingan kepada kedua keluarga tersebut. Selain itu, juga mencegah agar warga lainnya tidak terpapar ajaran tersebut.

"Letak pesantren di Ponorogo yang katanya memberi pemahaman soal kiamat sudah dekat itu tak jauh dari Kismantoro. Desa yang paling dekat adalah Lemahbang, hanya dipisahkan gunung," ujar Joko.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Wonogiri Sulardi sudah mendapat informasi tersebut. Sulardi sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonogiri, dan elemen lainnya membahas soal ini.

Untuk diketahui, sosok Katimun menjadi sentral lantaran dia dikenal sebagai pendiri Padepokan Gunung Pengging di Desa Watu Bonang Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, yang bersama 52 warga desa setempat eksodus ke Malang gara-gara meyakini kiamat sudah dekat.

Dalam ajaran di Gunung Pengging, Katimun menyebarkan ajaran Thoriqoh Akmaliyah Ash Sholihiyah (Musa AS). Biasanya pengajian rutin diadakan pada Rabu dan Sabtu malam. Tidak hanya warga Desa Watu Bonang saja, jamaah juga dari luar desa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini