Kesulitan Air Minum, Warga di Cilacap Ini Bikin Sumur di Sungai Mengering

Sumber air yang ada menjadi payau dan warnanya menguning.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Juni 2019 | 21:17 WIB
Kesulitan Air Minum, Warga di Cilacap Ini Bikin Sumur di Sungai Mengering
Seorang anak mengambil air di sumur kecil yang dibuat di Sungai Dermaji, Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Suara.com/Teguh Lumbiria)

SuaraJawaTengah.id - Musim kemarau telah menjadi pertanda sulit, bagi sejumlah warga di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Kesulitan air lebih dulu dialami oleh warga di sisi selatan Cilacap yang berada di dataran rendah dan mendekati pesisir, seperti Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, atau Desa Panikel, Kecamatan Kampunglaut.

Sumber air yang ada menjadi payau dan warnanya menguning. Sehingga tidak memungkinkan untuk dikonsumsi. Kemudian belakangan ini, kesulitan air telah dialami oleh warga yang jauh dari pesisir, dan tergolong masuk dataran tinggi. Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, misalnya.

Sumur yang menjadi sumber utama warga dalam memenuhi kebutuhan air di sana telah banyak yang mengering. Warga pun menjadi kesulitan ketika ingin menggunakan air untuk mandi, mencuci hingga untuk minum.

Alhasil, keberadaan Sungai Dermaji yang melintasi wilayah itu jadi sasarannya. Aliran sungai telah mengering, sehingga warga bisa membuat sumur kecil di sana.

Baca Juga:Kemarau, Debit Air Bendung Gerak Serayu Menyusut Hingga 50 Persen

“Untuk kebutuhan mencuci ya pakai air sumur kecil ini. Habis itu bawa pakai ember ke rumah untuk mandi, sama dimasak untuk minum,” kata seorang warga Dusun Ceger, Desa Tayem Timur, Umbiyah (53), Kamis (27/6/2019).

Rumah Umbiah berjarak lebih dari 1 kilometer dari sungai. Medannya naik turun dan berliku.

Karena itu, dalam membawa air dipastikan membutuhkan waktu dan tenaga. “Itung-itung buat olahraga pagi atau sore,” kelakar Umbiyah, lalu tertawa.

Kendala itu bukan yang pertama bagi Umbiyah dan warga lain di wilayah itu. Tahun lalu, ia juga merasakan kendala yang sama, sehingga harus bolak-balik ke Sungai demi untuk mencuci, dan memenuhi kebutuhan mandi dan air minum.

“Kebetulan kalau saya bisa ambil air sendiri. Kalau yang sibuk atau tidak mampu, nyuruh orang suruh ngambilin, lalu dikasih ongkos,” kata dia.

Baca Juga:Kemarau, Warga Desa Ini Harus Berjalan Dua Kilometer Untuk Dapatkan Air

Secara terpisah, Camat Karangpucung, Martono mengakui, sejumlah warganya sudah mulai mengalami kesulitan air bersih di tengah musim kemarau ini. Terutama di Desa Tayem Timur tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak