Kisah Puger Juru Parkir Perawat Adha, Kerap Diusir Karena Stigma Aids

Meski mendapatkan perlakuan yang tidak baik, tetapi Puger menganggap sebagai hal yang wajar.

Chandra Iswinarno
Selasa, 09 Juli 2019 | 15:06 WIB
Kisah Puger Juru Parkir Perawat Adha, Kerap Diusir Karena Stigma Aids
Rumah lentera menjadi shelter bagi anak yang hidup dengan HIV/Aids di Solo. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Sosok Puger Waluyo (45) seorang juru parkir yang merawat puluhan anak yang hidup dengan HIV/Aids (Adha), ternyata tidak begitu saja bisa mendapatkan tempat singgah. Ia harus melewati jalan yang terjal sebelum akhirnya ada pihak-pihak yang peduli terhadap keberadaan Adha.

Ketika kali pertama merawat Adha, Puger harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Ia bawa seorang bayi yang sudah positif HIV/Aids untuk dirawat di tempat yang sudah disewanya. Ia bersama rekan-rekan sesama relawan, begitu telaten merawat setiap Adha.

Hingga jumlah Adha yang dirawatnya terus bertambah. Pada 2013 jumlah Adha yang dirawat bahkan mencapai belasan anak. Tentunya, Puger yang juga pengelola Yayasan Lentera juga harus mencari tempat yang lebih luas.

Mencari tempat ini bukan hal yang mudah. Mengingat, tidak semua orang bisa menerima keberadaan Adha. Maka dari itu, tidak ada cara lain selain dengan sembunyi-sembunyi. Meski sudah bersembunyi, keberadaan Puger bersama belasan Adha juga sering diketahui warga.

Baca Juga:Puger, Juru Parkir Telaten Rawat Anak yang Hidup Dengan HIV/Aids

"Kami sering diusir, dihina, dan tidak bisa diterima di masyarakat. Kami juga harus pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena tidak semua bisa menerima keberadaan Adha," terang Puger kepada Suara.com, Selasa (9/2/7/2019).

Meski mendapatkan perlakuan yang tidak baik, tetapi Puger menganggap sebagai hal yang wajar. Ia sadar benar, bahwa warga yang memperlakukan para Adha tidak baik lantaran kurang paham mengenai kondisi mereka.

Sehingga, mereka pun seakan takut atau khawatir akan tertular virus mematikan tersebut.

"Ya mungkin mereka tidak paham dengan kondisi Adha. Dan saya terus berusaha untuk mencari tempat untuk menampung para Adha," katanya.

Berita mengenai pengusiran para Adha pun dengan cepat menyebar. Pemkot Solo pun akhirnya berinisiatif untuk mencarikan lokasi untuk menampung Adha.

Baca Juga:Meninggal karena AIDS, Ternyata Pria Ini Sudah Pacari 40 Wanita

Akan tetapi, upaya tersebut tidak mudah. Karena, banyak masyarakat yang langsung menolak saat mengetahui kawasan rumahnya akan akan digunakan sebagai tempat untuk menampung Adha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini