Dokter Dermawan Asal Solo, Dr Lo Jadi Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila

Ia menerima penghargaan dengan kategori sebagai dokter yang dermawan.

Chandra Iswinarno
Selasa, 20 Agustus 2019 | 06:00 WIB
Dokter Dermawan Asal Solo, Dr Lo Jadi Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila
Dokter Lo Siaw Gian atau dokter Lo (paling kanan) saat menerima penghargaan ikon apresiasi prestasi Pancasila. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Dokter Lo Siaw Gian atau yang dikenal dengan dr Lo terpilih menjadi ikon apresiasi prestasi Pancasila. Dokter yang dikenal sebagai dokter dermawan itu menerima penghargaan bersama 73 penerima ikon apresiasi prestasi Pancasila lainnya di hal De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (19/8/2019) malam. 

Dokter Lo sendiri saat ini memasuki usia 85 tahun. Saat menerima penghargaan, dokter Lo harus menggunakan kursi roda. Kursi roda diangkat ke panggung oleh empat petugas. 

Ia menerima penghargaan dengan kategori sebagai dokter yang dermawan. Di Kota Solo sendiri, selama ini dokter Lo memang sudah dikenal sebagai seorang dokter yang sangat dermawan. 

Tak hanya itu, dia tidak pernah memasang tarif bagi pasien yang ingin berobat kepadanya. Dokter Lo sudah membuka praktik dokter sejak tahun 1963. Tetapi, sejak beberapa tahun terakhir kesehatan dokter Lo berkurang, lantaran sering keluar masuk rumah sakit.

Baca Juga:Soal Kerusuhan di Papua, Ketua BPIP: Penyelesaian Perlu Dialog

Sehingga, tidak bisa kembali membuka praktiknya. Plt Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengungkapkan, bahwa pemberian penghargaan terhadap 74 tersebut karena mereka dinilai telah menginspirasi masyarakat. 

 "Dari 74 yang terpilih itu memang ada yang masih berusia 11 tahun, tetapi karena dia bisa memberikan prestasi yang luar biasa maka kami berikan apresiasi. Ada juga yang sudah 93, tapi kami apresiasi karena dedikasi tinggi. Masalah usia itu nanti," katanya. 

Hariyono mengatakan, selain 74 ikon Pancasila 2019 bisa saja diraih oleh orang lain. Karena, ideologi itu bukan warisan biologis. 

"Bisa saja orang tuanya sangat Pancasilais tapi anaknya teroris atau menjadi anti Pancasila. Sebaliknya, anak yang dibesarkan dari keluarga intoleran juga bisa lebih Pancasilais," ungkapnya.

Kontributor : Ari Purnomo

Baca Juga:Hadirkan 74 Narasumber, BPIP Gelar Seminar Serentak di 13 Lokasi Kota Solo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak