Cerita Perjuangan Tiar Pembuat Drum Asal Cilacap yang Sukses Mendunia

Pembeli produk Tiar rata-rata pembuat dan kolektor drum. Belum ada musisi komersil yang membeli produknya. Ia berharap produknya ini juga dapat dibeli oleh musisi lokal.

Chandra Iswinarno
Senin, 06 Januari 2020 | 20:09 WIB
Cerita Perjuangan Tiar Pembuat Drum Asal Cilacap yang Sukses Mendunia
Tiar memegang bahan drum buatannya yang sukses mendunia. [Suara.com/Anang Firmansyah]

Minim Dukungan Pemerintah

Namun, akhir-akhir ini Tiar mengeluhkan naiknya harga ongkos kirim ke lur negeri. Pada bulan Oktober 2019 lalu, ia harus mengeluarkan ongkos dua kali lipat untuk sekali kirim ke luar negeri dengan volume yang sama dan kualitas pengemasan yang menurun.

"Pemerintah katanya bakal mendukung produk UMKM dalam negeri. Faktanya sekarang malah biaya pengiriman ekspor itu mahal banget. Ongkos kirim snare drum dahulu kisaran Rp 1,2 juta terus sekarang jadi hampir Rp 2,2 juta dengan volume yang sama. Ini baru saja klien saya dari China komplain ada kerusakan pada snare drum. Padahal dari sini tidak ada kerusakan sama sekali. Berarti kemungkinan saat proses pengiriman pengemasannya tidak baik," ungkapnya.

Tiar mengakui hingga saat ini menyayangkan dukungan pemerintah pusat maupun daerah yang masih minim. Pernah pada suatu waktu di akhir tahun 2016, ia mendapat tawaran untuk berangkat mengikuti pameran di California, Amerika Serikat. Namun keinginannya harus pupus.

Baca Juga:Terbuat dari Kerang Laut, Mengenal Tahuri, Alat Musik Khas Maluku

"Dahulu pernah ditawarin tahun 2016 akhir ikut pameran di California. Tapi karena keterbatasan biaya jadi tidak berangkat. Konsul sama pemerintah daerah malah tidak dikasih solusi yang konkrit. Padahal, ini secara tidak langsung membawa nama daerah," ujarnya.

Ia punya impian suatu saat nanti bisa memproduksi secara massal produk drum buatannya ini. Namun tentu impian ini tidak akan mudah dicapai tanpa adanya dukungan dari pemilik modal besar maupun pemerintah daerah.

"Saya yang hanya lulusan SMA paket C di Ciamis pada tahun 2013 ini, punya impian suatu saat bakal menggandeng orang sekitar agar bisa ikut bekerja membanggakan produk lokal. Karena selama ini saya hanya bekerja dengan dibantu bapak saya."

Yasin, sedang mengukur diameter drum di kediamannya. [Suara.com/Anang Firmansyah]
Yasin, sedang mengukur diameter drum di kediamannya. [Suara.com/Anang Firmansyah]

Sementara itu, bapak dari Tiar, Yasin Mustamid mengaku selama ini membantu mencarikan bahan baku drum buatan anaknya.

"Saya karena memang suka dengan produk olahan kayu, jadi ya hitung-hitung membantu bisnis anak saya. Pernah saya mencari kayu hingga Palembang. Saya langsung dateng ke lokasi untuk memastikan. Selain itu juga saya pernah ke Kalimantan untuk mencari kayu terbaik," katanya.

Baca Juga:Menkop dan UKM: Alat Musik Buatan Lokal Patut Diapresiasi

Untuk daerah lokal, menurut Yasin, mencarinya di daerah Dayehluhur, Sidareja, Patimuan hingga Pangandaran dan Kuningan.

Ia bersama anaknya sepakat untuk menamai produk drum buatannya dengan nama Y&T. Singkatan dari Yasin dan Tiar. Bahkan belakangan, bapak dan anak ini tengah merintis produk gitar akustik dan elektrik. Hanya saja, ia berkolaborasi dengan rekannya di Bandung dan Depok.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini