SuaraJawaTengah.id - Kabar siswi SMP IT Nur Hidayah Solo, Jawa tengah, berinisial AN dikeluarkan dari sekolah gara-gara mengucapkan selamat ulang tahun untuk teman laki-lakinya tengah viral di media sosial.
Guru les siswi tersebut menceritakan kronologinya. Ceritanya diunggah oleh akun Twitter @makeurma2proud pada Sabtu (11/1/2020).
Menurut guru les tersebut, AN adalah anak yang pintar tapi hanya saja terpengaruh lingkungan. Ia juga menyebut siswinya hanya melakukan kenakalan remaja yang wajar.
Guru les yang telah mengajar AN dari SD sampai SMP ini menjelaskan bahwa siswi itu telah diberikan HP oleh orang tuanya sejak kelas VII SMP. Meski demikian, AN hanya memakai HP itu di rumah.
Baca Juga:Siswa Dikeluarkan karena Ucapkan Selamat Ultah, KPAI: Sekolah Berlebihan!
SMP IT Nur Hidayah juga membuat peraturan yang tidak memperbolehkan murid lawan jenis berinteraksi. Namun dengan adanya media sosial tidak bisa membatasi para murid.
Awalnya, AN mendapat pengurangan poin dari sekolah karena ketahuan saling berkirim pesan dengan seorang siswa sesama kelas VII SMP.
"Kasus pertama ketahuan chat dengan teman laki-lakinya yang sama-sama kelas VII kemudian diberikan sanksi poin (kurang tahu jumlahnya berapa). Itu berkelanjutan kena terus, sampai akhirnya guru BK mendapatkan barang bukti dari teman murid saya ini sendiri berupa screenshoot chat WA antara murid saya (perempuan) dengan murid laki-laki ini," ungkap si guru les.
Chat Whatsapp AN bisa sampai ke guru BK karena teman AN beralasan meminjam ponsel AN untuk menelepon ayahnya minta dijemput. Tapi teman AN justru mengirim tangkapan layar chat itu hingga di-print.
Kasus kedua terjadi saat seorang kakak kelas laki-laki yang suka dengan AN mengirim surat ucapan ulang tahun kepada AN. Si kakak kelas meminta balasan untuk diberi ucapan ulang tahun.
Baca Juga:Jelang Akad, Marcell Darwin Akui Grogi
"Ya sudah murid saya kasih lah surat dengan isi 'happy birthday wish you all the best, kak' dititipkan ke adik perempuannya si kakak kelas ini, karena kan laki dan perempuan dipisah di sekolahnya," tutur guru les AN.
Sialnya, sang adik lupa memberikan surat tersebut dan tertinggal di kantong seragamnya.
"Seragamnya dicuci ibunya lalu ketahuan ada surat itu, si ibu kakak kelas ini melaporkan ke BK. Dapet poin lagi lah murid saya ini karena dinilai murid saya yang kirim duluan," tambahnya.
Kasus ketiga, saat foto selfie AN dengan siswa laki-laki lainnya diketahui langsung oleh ibunya sendiri. Menurut si guru les, foto itu tidak seronok, biasa saja.
Guru les AN menjelaskan, "Saya cukup kaget ibu murid saya sendiri yang melaporkan foto anak itu ke guru BK dengan maksud bisa nasehati anaknya dan diinfokan ke ibu anak laki-laki agar dinasehati juga. Tapi kok sekolah malah nambah poin semakin banyak kepada murid saya".
AN diberi sanksi skors beberapa minggu pada awal kelas VIII. Setelah Ujian Tengah Semester (UTS), sekolah berniat mengeluarkan siswi tersebut.
Ibu AN mengajukan banding atas keputusan sekolah yang hendak mengeluarkan putrinya. Lalu pada akhirnya awal bulan Januari, AN mendapat surat yang menyatakan dikeluarkan dari sekolah.
Kekinian, guru les itu mengabarkan bahwa AN telah pindah ke sekolah di tempat lain. Namun perjuangannya mencari sekolah tidaklah mudah.
Untuk diketahui, Kepala SMP IT Nur Hidayah Zuhdi Yusroni kepada Solopos.com—jaringan Suara.com, membenarkan telah mengeluarkan AN dari sekolah.
Alasannya, kata Zuhdi, AN melanggar peraturan sekolah, yakni memunyai hubungan berlebihan dengan murid laki-laki. Ia mengklaim, sejak kelas VII, AN sudah pernah ketahuan berhubungan melalui chat dengan siswa.
Padahal, sejak awal, sekolah sudah menyosialisasikan kepada orang tua maupun anak didik bahwa mereka tidak boleh berhubungan berlebihan dengan lawan jenis.
"Jika melanggar ada sanksi poin. Kalau poin ini terus bertambah dan melampaui batas, siswa bisa dikeluarkan,” kata Zuhdi, Jumat (10/1/2020).