Seni Bundengan, Dari Caping Petani Jadi Alat Musik Unik Mirip Gamelan

Bundengan biasa digunakan petani zaman dahulu untuk melindungi tubuh dari sengatan panas matahari dan guyuran hujan.

Chandra Iswinarno
Minggu, 02 Februari 2020 | 04:00 WIB
Seni Bundengan, Dari Caping Petani Jadi Alat Musik Unik Mirip Gamelan
Sejumlah siswi memainkan bundengan. [Suara.com/Khoirul]

Puluhan bundengan menyesaki sebuah ruang ekspresi di sudut sekolah itu. Ada beberapa yang berukuran cukup besar dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Kebanyakan berukuran kecil sekitar 0,5 meter. Saat pembelajaran ekstra dimulai, mereka memainkannya bersama sembari menyanyikan lagu Jawa maupun kontemporer.

Mulyani bersama siswanya di SMPN 2 Selomerto Wonosobo memainkan bundengan. [Suara.com/Khoirul]
Mulyani bersama siswanya di SMPN 2 Selomerto Wonosobo memainkan bundengan. [Suara.com/Khoirul]

Mulyani mengatakan, bundengan kini sudah mengalami perkembangan atau modifikasi tanpa mengurangi kekhasannya. Jika dulu tali petikan untuk menghasilkan nada menggunakan ijuk, kini telah dimodifikasi menggunakan senar raket.

Kerangka bundengan pun dibuat lebih rapat menggunakan bambu wulung. Pelapisnya menggunakan pelepah batang bambu atau clumpring.

Mulyani mengatakan, dibanding alat musik lain, bundengan memiliki kekhasan tersendiri. Alat itu bisa menghasilkan nada yang menggabungkan beberapa instrumen gamelan. Karenanya, bundengan cukup dimainkan oleh pemain tunggal tanpa diiringi alat musik lain.

Baca Juga:Geliat Para Penerus Kesenian Liong Benteng di Klenteng Boen San Bio

Penyanyi atau sinden membawakan lagu dengan iringan musik itu. Tembang dengan musik bundengan itu biasa untuk mengiringi tarian tradisional seperti tari topeng lengger.

"Pemainnya sudah jarang sekali, makanya saya kenalkan ini di sekolah maupun lewat perform di festival," katanya.

Kontributor : Khoirul

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak