Takut Lawan Jenis, Penyodomi yang Bunuh Anak Tetangga Gemetar Dekat Wanita

"Dia (Kirah) takut sama perempuan, pernah cerita kalau dekat perempuan badannya gemetar."

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 13 Februari 2020 | 19:08 WIB
Takut Lawan Jenis, Penyodomi yang Bunuh Anak Tetangga Gemetar Dekat Wanita
KR (34), tersangka kasus sodomi dan pembunuhan terhadap bocah SD di Banjarnegara, Jateng. (Suara.com/Khoirul).

SuaraJawaTengah.id - Penanganan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap MR (13), siswa SDN 2 Prigi Sigaluh Banjarnegara, Jawa Tengah terus berlanjut.

Kirah (35), tersangka kasus itu kini harus siap menghadapi sanksi hukum berat akibat perbuatannya. Ia dijerat pasal berlapis hingga terancam hukuman mati.

Maklum, selain diduga membunuh, KR juga diduga  Sedari awal polisi memang sudah mencurigai adanya perilaku seks menyimpang tersangka.

Perihal penyimpangan seks yang diidap Kirah ternyata masyarakat setempat atau tetangga tidak mengetahui banyak informasi itu. Jejak Kirah di kampungnya, Desa Prigi Kecamatan Sigaluh tidak banyak terungkap warga.

Baca Juga:Modus Hasan Sodomi Belasan Anak, Putar VCD Porno Biar Korban Terangsang

Sebab, pemuda itu lebih banyak tinggal di ibu kota. Baru belum genap setahun ini, KR menetap di rumah orang tua dan membangun usaha di desa.

Nijo Untoro, tetangga tersangka mengaku tidak mengetahui kehidupan temannya itu di perantauan. Ia hanya tahu keseharian KR selama menetap di desa.

Menurut dia, tidak terlihat tanda-tanda KR punya disorientasi seksual. Pemuda itu memang sudah cukup umur namun belum menikah. Namun ia tidak melihat adanya indikasi disorientasi seksual pada tersangka.

Apalagi ia mengetahui KR tipikal lelaki yang takut berdekatan dengan perempuan. Barangkali itu yang membuat dia tidak kunjung dapat jodoh.

"Dia (Kirah) takut sama perempuan, pernah cerita kalau dekat perempuan badannya gemetar," kata Nijo saat ditemui, Kamis (13/2/2020).

Baca Juga:Dendam dan Tak Puas Punya Istri, Alasan Sahwan Sodomi Belasan Siswa SD

Ia hanya mengenal Kirah sejak kecil berkepribadian lembek untuk ukuran lelaki pada umumnya. Namun itu menurutnya masih wajar, bukan berarti mengindikasikan disorientasi seksual.

Nijo yang juga aparatur pemerintah desa Prigi ini pun mengaku pihak desa belum pernah menerima laporan adanya anak yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual, sebelum kasus ini mencuat.

Kirah yang punya kepribadian pemalu pun dinilainya tak biasa berkumpul dengan anak-anak. Kedekatannya dengan anak-anak dianggapnya masih wajar. Anak-anak, termasuk korban suka meminta foto pada tersangka yang dikenal hobi memainkan kamera di desa.

"Paling kalau anak-anak lewat rumahnya minta difoto, biasa anak-anak. Sebatas itu," katanya.

Ia pun tak melihat KR punya teman luar kota yang kerap mengunjungi rumahnya. Pergaulan Kirah di desa sangat terbatas. Namun belakangan pemuda penakut itu mulai berani mengekspresikan dirinya di muka publik. Kirah aktif ikut pengajian rutin di kampungnya.

Nijo pun tidak tahu alasan pasti, kenapa KR yang telah lama hidup di Jakarta, memutuskan pulang dan menetap di desa.

"Dia itu sebenarnya penakut, makanya saya kaget dengan kejadian ini," katanya.

Kontributor : Khoirul

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak