SuaraJawaTengah.id - Meskipun tengah menjadi barang yang paling diburu akhir-akhir ini karena merebaknya Virus Corona, stok masker yang ada di Kota Purwokerto kosong.
Dari pantauan di Apotek Whotara, Purwokerto kekosongan stok masker terjadi sejak awal Januari 2020.
"Kita sudah mencoba order beberapa kali ke distributornya memang sudah kosong. Kurang lebih sejak awal Januari sudah kosong," kata Apoteker penanggungjawab Apotek Whotara Purwokerto, Eni Rahmawulandari pada Rabu (4/3/2020).
Ia mengaku tidak mendapat penjelasan yang pasti dari pihak distributor terkait kekosongan masker tersebut. Biasanya apotek tersebut menyediakan tiga sampai lima boks berdasarkan kebutuhan dan permintaan.
Baca Juga:Kemenkes Angkat Bicara soal Tren Jabat Tangan dan Masker
"Jadi tidak benar info yang beredar di masyarakat, kita bukan menimbun stok masker. Memang dari sananya sudah kosong sejak bulan lalu. Satu boks biasanya isinya ada yang 50 (lembar) ada yang 100. Kita sedianya yang isi 50 (lembar)," ujar Eni.
Lain halnya dengan hand sanitizer, stok di apotek setempat kosong sejak awal bulan Februari lalu. Kasusnya hampir sama dengan masker, dari pihak distributor sudah kehabisan stok.
"Sebenarnya permintaan sudah banyak sekali baik masker maupun hand sanitizer, tapi ya mau gimana lagi memang dari distributor kehabisan. Jadi kita pasang tulisan pengumuman masker dan hand sanitizer kosong. Biasanya kita menyediakan hand sanitizer sampai 15 pieces," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Banyumas, Khafidz Nasrudin mengimbau agar masyarakat tidak merespons secara berlebihan dan tetap tenang serta waspada terkait virus corona yang sudah masuk ke Indonesia.
"Kami imbau untuk tidak menyikapi secara berlebihan. Sejatinya bisa dicegah dengan pola hidup sehat dan bersih," katanya saat meninjau apotek di Purwokerto.
Baca Juga:Penimbun Masker Sudah Beraksi Sebelum Jokowi Umumkan WNI Positif Corona
Lanjut Khafidz, untuk penggunaan masker itu prioritasnya adalah orang yang sudah terinfeksi.
"Sebenarnya prioritas yang mengenakan masker adalah orang yang terinfeksi terlebih dahulu, kemudian baru yang melakukan kontak langsung," tambahnya.
Di Kabupaten Banyumas, menurut Khafidz ada sekitar 205 apotek. Semua apotek tersebut mengalami kelangkaan masker. Dibandingkan dengan hari-hari biasa sebelum adanya penyebaran virus corona, permintaan masker tidak sebanyak ini.
"Kebutuhan normal paling satu hari satu boks isi 50 pieces belum tentu habis. Ada sekitar 205 apotek dan kosong semua untuk saat ini karena di distributor memang sudah kosong. Kalau harga normal sebelum ada permintaan berlebihan Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per boks paling mahal. Kalau N-95 memang masker yang lebih spesifik dan lebih bagus harganya memang sekitar Rp 500 ribu per boks," jelasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah