Digigit Kutu Kucing, Tangan Tsamara Terancam Diamputasi

Supaya bengkaknya tidak merembet ke mana-mana, dokter menyarankan diamputasi..."

Agung Sandy Lesmana
Senin, 09 Maret 2020 | 18:46 WIB
Digigit Kutu Kucing, Tangan Tsamara Terancam Diamputasi
Ilustrasi kutu [Shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Tangan bayi balita bernama Tsamara Khumaira Maritza membengkak akibat infeksi yang disebabkan kutu pinjal atau kutu kucing. Tangan bayi berusia 11 bulan itu terancam diamputasi lantaran infeksi yang ditakutkan bakal merambat ke bagian tubuh lain.

Tsmara merupakan anak kedua Etik Susilowati, 29, warga Dukuh Dayu, RT 17/RW 05, Desa Jatitengah, Sukodono, Sragen.

“Sejak periksa pertama pada 2 Januari, setiap pekan saya harus membawa Maira (nama panggilan Tsamara) kontrol ke RSUD dr. Moewardi Solo,” ujar Etik saat ditemui Solopos.com--jaringan Suara.com di rumahnya, Sabtu (7/3/2020).

"Terakhir, kami datang ke rumah sakit pada Selasa [3/3/2020]. Saat itu dokter menyarankan telapak tangan anak saya diamputasi untuk mencegah pembengkakan ke bagian lain,” katanya lagi.

Baca Juga:Mayat Bertato Burung Hantu, Ketum XTC: Almarhumah Bukan Anggota

Mendengar penjelasan dokter itu, perasaan Etik hancur tidak karuan. Dia tidak bisa membayangkan buah hatinya yang masih mungil itu harus kehilangan telapak tangan. Dia masih berharap putrinya bisa sembuh tanpa melalui proses amputasi.

Kisah pilu yang dialami Tsamara bermula saat ia masih berusia empat bulan. Pada saat itu, Etik bermaksud memasak di dapur. Ia lalu meletakkan sang anak di atas dipan tak jauh dari dapur.

Saat asyik memasak, Etik dikejutkan tangisan putrinya itu. Seekor pinjal alias kutu kucing menggigit kulit pada jari manis lengan kanan bayi asal Sragen itu. Gigitan kutu pinjal membuat jari manis Maira bentol.

“Saya lalu mengoleskan minyak telon ke jari itu. Saya kira, bentol itu segera kempes. Namun, hampir dua bulan bentol itu tak kunjung kempes,” ucap Etik.

Etik sempat membawa Maira ke Puskesmas Sukodono. Dari puskesmas, ia dikasih salep hingga ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Baca Juga:Siswi SMP Simpan Mayat Bocah di Lemari, KPAI: Guru BK Harusnya jadi Benteng

Maira juga sempat dirujuk ke RS Amal Sehat Sragen. “Di Amal Sehat disarankan untuk uji lab. Anak saya harus mondok empat hari. Hasilnya, jari anak saya mengalami peradangan,” terang Etik.

Tak Ditanggung BPJS

Merasa tidak ada perkembangan positif, Etik lalu membawa anaknya ke RSUD dr. Moewardi Solo. Maira sempat mondok beberapa hari di RSUD dr. Moewardi Solo.

Setiap pekan, ia juga diminta menjalani kontrol kesehatan. Tapi, usaha untuk menyebuhkan Maira itu belum membuahkan hasil.

Jari manis Maira kini justru membengkak hingga seukuran pergelangan tangannya. Pembengkakan itu juga merembet ke pangkal jari kelingking, jari tengah dan sebagian telapak tangan.

“Supaya bengkaknya tidak merembet ke mana-mana, dokter menyarankan diamputasi. Saya harap itu jadi keputusan terakhir. Saya masih ingin berusaha untuk menyebuhkan anak saya tanpa amputasi,” ujarnya.

Himpitan ekonomi menjadi kendala Etik untuk mengajak putrinya berobat. Sejumlah obat tidak bisa dikaver oleh biaya BPJS Kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini