SuaraJawaTengah.id - Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi menceritakan awal mula pihaknya memutuskan untuk membatasi akses keluar masuk Tegal, Jawa Tengah. Salah satu alasannya karena ada warga baru pulang dari Abu Dhabi dinyatakan positif Corona atau Covid-19 namun tidak terdeteksi dari bandara hingga stasiun.
Jumadi mengatakan setelah warga tersebut masuk wilayah Tegal kemudian mengeluhkan sakit sampai akhirnya dinyatakan positif Covid-19 di rumah sakit.
Mendapatkan kejadian seperti ini, Jumadi menilai harusnya bandara ataupun stasiun memiliki peralatan yang canggih untuk dapat mendeteksi gejala Covid-19 dengan baik.
“Kalau daerah kebagian seperti ini kita tidak mampu, kenapa? RS terbatas, sekarang saja ruang isolasi sudah penuh, APD terbatas, swab mesti nunggu empat hari, nunggu dari Jakarta atau Yogyakarta. Bagaimana kita bisa menanggulangi wabah ini?,” kata Jumadi saat dihubungi wartawan, Jumat (27/3/2020).
Baca Juga:Cegah Covid-19, Afghanistan Bebaskan 10.000 Narapidana
Belum lagi, data per Kamis (26/3/2020) ada 14 pasien Covid-19 dengan rincian 1 orang positif dan 14 masuk ke dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dengan begitu, Pemerintah Kota Tegal memutuskan untuk menerapkan isolasi wilayah yang artinya seluruh akses masuk akan ditutup. Namun ia menyatakan ada beberapa titik yang masih dibuka dengan penyediaan pemeriksaan kesehatan.
Selain itu akses perizinan untuk masuk ke Kota Tegal pun akan diperketat hanya untuk yang berkepentingan saja.
“Katakanlah anda masuk ke Tegal, saya tanya dicheck dulu suhunya 38 derajat silahkan anda pulang ke daerah anda lagi atau enggak mungkin kita bantu untuk di RS,” ucapnya.
“Nah tapi kalau anda normal-normal saja yah kita semprot disinfektan, ngapain keperluannya, mau ngapain? Kalau jelas silahkan masuk tidak apa-apa, kalau tidak clear mohon maaf kita tidak izinkan masuk Tegal, tujuannya adalah untuk menjaga wilayah kota Tegal,” sambungnya.
Baca Juga:Kualifikasi Diundur, Bagaimana Peluang Aries Susanti dkk ke Olimpiade ?
Jumadi menjelaskan pihaknya sudah menghubungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk melaporkan keputusan yang diambil oleh pihaknya. Dalam percakapannya, Jumadi mengaku sempat ada misleading terkait penggunaan diksi lockdown yang sempat diucapkan sebelumnya.
“Kalau lockdownnya saja boleh dikatakan kota mati, tapi local lockdown ada wisdom localnya yakni menerbitkan untuk isolasi mandiri untuk menjaga ketat wilayah Tegal untuk mencegah pandemi banyak korban. Kita harus berharap yang terbaik tapi harus bersiap yang terburuk,” pungkasnya.
Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.