SuaraJawaTengah.id - Aksi perampokan disertai penyekapan sekaligus ancaman pembunuhan terhadap korban, terus bertambah di Klaten, Jawa Tengah, saat pandemi corona covid-19.
Selama kurun waktu, Minggu-Kamis (26-30/4/2020), telah terjadi tiga kali perampokan di Kabupaten Bersinar.
Satu kasus perampokan terjadi di Koperasi Serba Usaha Prima Jasa Blok E-16 Perumahan Citra Merbung Indah, Klaten Selatan, Kamis (30/4/2020). Aksi itu terjadi pada pukul 12.00 WIB.
Di lokasi itu, seorang perampok mengenakan helm dan masker langsung nyelonong ke koperasi tersebut di siang bolong.
Baca Juga:Aksi Heroik Nenek-nenek Lawan Perampok di Bandung, Muka Babak Belur
Seorang perampok yang mengenakan pakaian serba hitam tersebut langsung mengacungkan senjata tajam (sajam) berupa bendo ke salah satu karyawan di koperasi tersebut, Febri (27).
Saat terjadi perampokan disertai penyekapan kantor KSU di Klaten Selatan itu, Febri menyerahkan ponselnya di bawah ancaman.
Tak berhenti di sana, perampok juga meminta Febri menunjukkan tas dan uang di koperasi.
Selain Febri, karyawan yang siaga di koperasi tersebut, yakni Siti (23), dan anaknya NT (4). Baik Febri, Siti, dan NT disekap di dalam kamar mandi.
Setelah menyekap korban, perampok tersebut menggasak uang milik koperasi senilai Rp 3 juta, uang pribadi milik Febri senilai Rp 900.000, dan ponsel.
Baca Juga:Mulut Disumpal Lakban, Perampok yang Sekap Nunik Pakai Jilbab dan Daster
“Perampoknya itu berbicara dengan bahasa Indonesia. Kejadian perampokan tadi berlangsung selama 10 menit-15 menit. Saya sendiri masih syok. Polisi juga sudah datang ke sini untuk mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Hari ini juga saya ingin ke Mapolres Klaten [memberikan keterangan ke polisi],” kata Febri, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis.
Ibu-Ibu Disekap
Sebelum perampokan disertai penyekapan di Klaten Selatan, aksi serupa terjadi di Cantelan RT1/RW6, Ketandan, Klaten Utara, Rabu (29/4/2020).
Pada malam hari sekitar pukul 23.30 WIB, para perampok juga menyekap pemilik rumah, Triningsih alias Ning, 36, di kamar tidurnya di lantai II.
Saat disekap, mulut Ning disumpal dengan kaus dalam milik anaknya. Kedua tangan diikat dengan bra dan kaki diikat dengan daster.
Satu dari dua perampok juga sempat melukai lengan kiri Ning. Penyekapan terhadap Ning juga disaksikan salah seorang anaknya yang masih bocah, LG.
“Saat kejadian itu saya menonton televisi di lantai I. Dua perampok itu naik ke lantai II [memanjat dinding rumah]. Saat kejadian itu, Fendi yang menjadi anak menantu saya sedang ronda malam di depan rumah. Lantaran takut tepergok, para perampok itu segera kabur [tanpa membawa uang]. Warga di sini sempat nguber-nguber perampok itu, tapi tidak kecekel,” kata Lasini, 67, yang menjadi ibu dari Ning.
Kapolsek Klaten Utara AKP Endang Sulistyowati, mengaku sudah memperoleh laporan tentang aksi percobaan perampokan dan penyekapan di Ketandan itu.
Sembari memintai keterangan tiga saksi, polisi juga menyita barang bukti berupa pisau milik seorang perampok yang ketinggalan di rumah Ning, alat pengikat, dan kaleng kecil.
“Kami masih menyelidiki kasus tersebut. Pelaku belum sempat mencuri apa-apa. Tak ada kerugian material. Tiga saksi yang kami mintai keterangan, korban itu sendiri [Ning], suaminya [Fendi], dan bapaknya [Joko],” katanya seperti diberitakan Solopos.com.