Nabung 25 Tahun untuk Berhaji, Pedagang Tempe Ini Terima Kenyataan Pahit

Niatnya menunaikan ibadah haji dimulainya sejak 25 tahun lalu dengan mengumpulkan rupiah demi rupiah dari hasil berjualan tempe di Pasar Gemolong dan juga bertani.

Chandra Iswinarno
Rabu, 03 Juni 2020 | 20:58 WIB
Nabung 25 Tahun untuk Berhaji, Pedagang Tempe Ini Terima Kenyataan Pahit
Suwardi, petani sekaligus pedagang tempe di halaman depan rumahnya. (Mukhtarul Hafidh/Times Indonesia)

Meski awalnya sangat berharap tahun ini tetap bisa berangkat menjalankan ibadah haji. Dia pun akhirnya merelakan, serta meminta kepada calon jemaah haji lain untuk tabah dan legawa menerima keputusan pemerintah.

Sementara, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen Hanif Hanani menyatakan, setiap tahun warga Sragen yang mendaftar haji antara 3.000 hingga 4.000 orang. Sementara tahun ini setelah keputusan pusat, hampir 1.200 jemaah haji asal Sragen tertunda keberangkatannya.

Dengan demikian, setelah banyaknya pendaftar masa tunggu mencapai 24-25 tahun. Hanif menyatakan dengan penundaan tersebut maka sejumlah 1.131 jemaah calon haji asal Sragen batal berangkat tahun ini. Dengan rincian pelunasan tahap satu ada 1.131 orang. Sedangkan pelunasan tahap kedua reguler dan cadangan sejumlah 78 orang.

”Penundaan dalam kurun waktu setahun itu sangat berarti bagi jemaah Indonesia. Karena se-Indonesia jumlah jemaah mencapai 230 ribu orang. Sehingga penundaan ini daftar tunggu jemaah akan terus bertambah,” katanya.

Baca Juga:Kisah Penantian Tukang Sayur yang Gagal Naik Haji Tahun Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini