Waduh! Bakul Tahu Kupat Purwosari Jadi Kluster Corona di Solo

Ada 4 kluster corona.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 16 Juli 2020 | 14:53 WIB
Waduh! Bakul Tahu Kupat Purwosari Jadi Kluster Corona di Solo
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Sebuah tempat makan di Purwosari, bakul tahu kupat menjadi pusat penularan virus corona di Kota Solo. Ini juga yang menyebabkan jumlah pasien corona di sana terus melonjak.

Total ada empat klaster yang menjadi pusat penularan corona. Adapun keempat klaster penularan Covid-19 di Solo yang terbaru adalah tenaga keseharan RSUD dr Moewardi, bakul tahu kupat Purwosari, Pasar Hardjodaksino, dan Penumping-Karangasem.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas Covid-19, klaster tenaga kesehatan RSUD dr Moewardi Solo mendominasi dengan total 32 kasus Covid-19.

Sementara klaster penularan Covid-19 dari bakul tahu kupat di Purwosari, Solo, tercatat memiliki 16 kasus.

Baca Juga:Gara-gara Corona, Kondisi Ekonomi Global Terburuk Sejak Perang Dunia II

Selanjutnya empat kasus dari klaster Pasar Hardjodaksino. Serta enam kasus dari klaster Penumping-Karangasem.

Klaster bakul tahu kupat di Purwosari, Solo, patut diwaspadai lantaran kontak eratnya bukan hanya di Solo. Tetapi juga Boyolali, Sragen, hingga Karanganyar.

Berdasarkan hasil tracing, pasien Covid-19 dari klaster tahu kupat di Purwosari, Solo, itu tercatat ada sembilan orang pada Selasa (14/7/2020).

Jumlah kasus bertambah enam pada Rabu (15/7/2020) yang merupakan keluarganya di Kelurahan Purwosari. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan angka penularan klaster tahu kupat Purwosari terbilang tinggi.

Dengan penambahan kasus dari empat klaster tersebut, hingga Rabu tercatat total kumulatif 100 pasien Covid-19 di Solo. Adapun penambahan pasien positif kemarin jumlahnya 29 orang, sehingga total kumulatif 100 pasien. Perinciannya 41 sembuh, 5 meninggal, 32 rawat inap, dan 22 kaarantina mandiri.

Baca Juga:Lagi, Thailand Laporkan 4 Kasus Impor Virus Corona dari Luar Negeri

Melihat lonjakan kasus possitif Covid-19 di Solo, pakar epidemologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyarankan pemerintah melakukan lockdown lokal. Lonjakan kasus ini kemungkinan terjadi karena masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

Menurut Pandu Riono, tindakan yang dilakukan untuk mengatasi Pandemi Covid-19 ini harus dilakukan secara ketat.

Begitu ada satu kasus positif Covid-19 harus dilacak minimal 25 orang yang kemungkinan telah kontak langsung. Semakin banyak yang ketahuan justru menurutnya semakin baik karena penularan Covid-19 bisa dicegah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini