Mereka menerapkan terobosan metode pembelajaran jarak jauh menggunakan sinyal radio dengan bantuan alat Handy Talkie (HT) pun diujicobakan.
Namun, bukan tanpa halangan. Siswa tetap harus ke tepian Telaga Kumpe, tak jauh dari sekolah agar jaringan frekuensi lancar.
Memang, dari dalam ruang kelas bisa saja, tapi ketika jaraknya saling berdekatan suara yang ditimbulkan pun jadi putus nyambung.
"Jauh lebih lancar jika dibandingkan pakai gawai. Tapi memang harus diatur jaraknya. Jadi harus mencari tempat sendiri-sendiri per kelompok dibagi empat orang karena keterbatasan alat," jelasnya.
Baca Juga:Kompaknya Bikin Ngakak, Ibu Diam-Diam Bantu Anak Beri Jawaban Saat PJJ
Hari ini, ia bersama 10 temannya ditugaskan untuk membuat puisi tentang kemerdekaan oleh relawan yang menjadi guru dari Fakultas Ilmu Budaya Unsoed Purwokerto.
Mengingat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggal dua hari lagi. Ia pun harus membacakan puisi dari tepian Telaga Kumpe.
"Susah bikin puisinya, ini saya buat lama juga. Karena baru pertama buat," katanya sembari dibimbing oleh relawan dari Purwokerto melalui HT.
Ia bersama teman satu sekolah mengaku sedikit kesulitan mengikuti pelajaran, terlebih jika mata pelajaran Bahasa Inggris.
Lantaran yang didengar, berbeda dengan caranya menulis. Perlu pemahaman lebih jauh.
Baca Juga:Sejumlah Warga Donasikan Ponsel Bekas untuk Bantu Siswa Belajar Daring
"Susah kalau pelajaran Bahasa Inggris. Yang diucapkan guru berbeda dengan yang saya tulis. Saya dengarnya apa, tapi waktu saya tulis lain lagi," jelasnya.