Pernikahan Berujung Maut, Mertua dari Jakarta Bawa Corona ke Sukoharjo

Empat orang terpapar virus corona saat menghadiri acara pernikahan di wilayah Kecamatan Nguter pada akhir pekan lalu.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 17 Agustus 2020 | 16:51 WIB
Pernikahan Berujung Maut, Mertua dari Jakarta Bawa Corona ke Sukoharjo
Pemeriksaan virus corona. (ANTARA/Fauzi Lamboka)

SuaraJawaTengah.id - Bukan bahagia, sebuah pesta pernikahan di Sukoharjo malah membuat susah semua orang. Pasalnya resepsi pernikahan di Nguter, sukoharjo menjadi sumber baru persebaran wabah virus corona Covid-19.

Sedikitnya, empat orang terpapar virus corona saat menghadiri acara pernikahan di wilayah Kecamatan Nguter pada akhir pekan lalu.

Acara pernikahan kedua mempelai dilaksanakan di rumah keluarga mempelai wanita.

Saat itu, acara pernikahan dihadiri kerabat keluarga dan tetangga rumah keluarga mempelai.

Baca Juga:Harapan, Studi Melihat Kekebalan Abadi Muncul Usai Infeksi Covid-19 Ringan

Salah satu orangtua pengantin datang dari Jakarta yang termasuk zona merah pandemi Covid-19.

Orangtua pengantin asal Jakarta diduga menularkan virus Covid-19 saat berinteraksi dengan para tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan.

“Sedikitnya ada empat orang yang terpapar virus Covid-19 saat menghadiri acara pernikahan. Gugus tugas masih melakukan pelacakan atau tracing terhadap keluarga mempelai maupun tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan tersebut,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Senin.

Kontak erat lini pertama bakal menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan apakah terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.

Kontak erat lini pertama seperti keluarga kedua mempelai dan tamu undangan yang melakukan kontak erat dengan orangtua mempelai.

Baca Juga:China Patenkan Vaksin Covid-19 Pertama, Klaim Hasilkan Kekebalan

Sementara kontak erat lini kedua dan ketiga bakal menjalani rapid test atau tes cepat sebagai deteksi dini antibodi tubuh.

Apabila hasil rapid test reaktif maka lansung menjalani tes PCR.

Langkah ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19.

“Beberapa pasien psoitif tanpa gejala menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Ada potensi penambahan pasien positif corona dari klaster pernikahan karena jumlah kerabat keluara dan tamu undangan yang menghadiri acara cukup banyak,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menyampaikan jumlah akumulasi pasien positif sebanyak 356 orang.

Perinciannya, jumlah pasien positif dengan gejala sebanyak 125 orang sementara jumlah pasien positif tanpa gejala sebanyak 231 orang. Sementara tak ada penambahan pasien positif yang meninggal dunia yakni 12 orang.

Jumlah pasien positif yang sembuh sebanyak 259 orang. “Tidak ada pasien positif tanpa gejala yang dirawat di rumah sehat Covid-19 selama lebih dari sepekan. Di era kenormalan baru, masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” papar dia seperti dilansir Solopos.com.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan kurva pandemi Covid-19 di Sukoharjo belum melandai.

Ada tren peningkatkan jumlah pasien positif selama beberapa pekan terakhir. Terlebih, Sukoharjo masuk daerah dengan kategori risiko sedang atau zona orange.

Wardoyo mewacanakan bakal kembali memperpanjang masa status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 hingga akhir September.

“Tren persebaran pandemi Covid-19 meningkat. Jika kondisinya seperti ini terus menerus, status KLB Covid-19 bakal diperpanjang,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak