Atas Nama Cinta, Sri Rela Bertahun-tahun Rawat Suami Lumpuh di Gubuk Kecil

Bagi Sri, rumah yang menyerupai gubuk itu adalah surga. Sementara suaminya adalah pangeran yang ia cintai.

Rizki Nurmansyah
Selasa, 01 September 2020 | 07:15 WIB
Atas Nama Cinta, Sri Rela Bertahun-tahun Rawat Suami Lumpuh di Gubuk Kecil
Sri ditemui di rumahnya di Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Sri Kasyati (66) istri Yusuf Suparman (72) warga Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang rela tinggal di rumah berukuran 3x2 meter demi merawat suaminya yang bertahun-tahun menderita stroke. Hal itu ia lakukan atas dasar sebuah kesetiaan.

Bagi Sri, rumah yang menyerupai gubuk itu adalah surga. Sementara suaminya adalah pangeran yang ia cintai.

Tak jarang rumahnya kebanjiran dikala musim hujan. Maklum saja, Sri dan suaminya tinggal di sebuah rumah beratap asbes.

Sementara dinding rumahnya hanya berupa kain sarung. Di rumah tersebut Sri dan suaminya tidak sendirian, ia tinggal bersama ayam miliknya.

Baca Juga:Wow! Kota Semarang Jadi Daerah dengan Kasus Corona Tertinggi di Indonesia

Keterbatasan tempat membuat ayam peliharaannya ditaruh di dalam rumah.

"Ya mau bagaimana lagi, kita tidak punya lahan luas untuk memelihara ayam," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Senin (31/8/2020).

Sudah 13 tahun Sri dan suaminya di rumah tersebut. Manis pahit kisah kehidupan Sri dan suaminya terekam. Termasuk tiga tahun belakangan yang membuat kehidupannya benar-benar berubah.

Sudah tiga tahun, suami Sri lumpuh. Suaminya hanya bisa tidur di sebuah ranjang sederhana.

Untuk makan, suami Sri harus disuap. Di kasur itu, suaminya menghabiskan sisa-sisa umurnya.

Baca Juga:Bikin Haru, Lelaki ini Bawakan Toga Untuk Kekasihnya yang Sudah Meninggal

"Makan, mandi semuanya di kasur itu. Bahkan untuk buang kotoran juga di kasur tersebut," ujarnya.

Kini Sri hanya bisa berpangku tangan kepada warga sekitar. Semenjak suaminya sakit stroke, ia terpaksa berhenti bekerja.

Sebelumnya, Sri pernah jualan tahu gimbal. Karena sang suami sakit, Sri terpaksa berhenti jualan.

Ia terpaksa menghentikan pekerjaannya karena tidak enak dengan tetangga. Ia merasa kurang bersih karena saban hari merawat suaminya yang sedang sakit.

"Kalau jualan tidak enak, yang namanya hidup dengan orang sakit walau jualan sebersih apa pun itu pasti dianggap kotor. Jadi tidak enak," katanya.

Karenanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kadang, terpaksa ua mengandalkan belas kasih tetangganya. Tak jarang juga, warga sekitar memberikannya nasi, lauk bahkan uang kepadanya.

"Sebenarnya ada anak saya yang memberi uang, namun tidak seberapa," ucapnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak