SuaraJawaTengah.id - Pasangan suami istri atau pasutri asal Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, meninggal akibat Covid-19. Kasus ini menjadi klaster baru karena sejumlah kontak erat dan dekatnya ikut tertular.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan sumber penularan klaster Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari, berawal dari pasutri yang pulang kampung dalam kondisi sakit.
Mereka merantau ke Jakarta sejak beberapa tahun lalu.
“Istri menjalani perawatan medis pada rumah sakit rujukan Covid-19 Sukoharjo selama empat hari dan meninggal dunia dengan hasil tes PCR positif,” kata Yunia saat diwawancarai Solopos.com--jaringan Suara.com, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga:Muncul Klaster Libur Panjang, Pemprov DKI Salahkan Warga karena Ngeyel
Sedangkan sang suami juga menjalani rawat inap pada rumah sakit rujukan Covid-19 Solo dan meninggal dengan hasil tes PCR positif.
Yunia menyebut telah terjadi transmisi penularan pada kerabat keluarga pasutri assal Kedungjambal, Sukoharjo, yang positif Covid-19 tersebut.
Keponakan dan istrinya, kedua orang tua si keponakan pasutri itu, dan satu orang tetangga rumah orang tua si keponakan. Mereka telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
4 Klaster Baru
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo mencatat selain Kedungjambal, ada tiga klaster baru yang muncul pada pekan lalu. Kontak erat lini pertama pasien positif langsung menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan apakah terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.
Baca Juga:Bekasi Tolak Tutup Tempat Hiburan Malam karena Kasihan dengan Pekerjanya
Ketiga klaster baru lain selain yang bermula dari pasutri Kedungjambal positif Covid-19 Sukoharjo yakni klaster Wirogunan, klaster Pucangan, dan klaster karyawan RS swasta Solo.
Pasien positif dari klaster itu telah menulari anggota keluarga, tetangga rumah, dan rekan kerja. Gugus tugas langsung melakukan tracing atau pelacakan terhadap kontak erat lini pertama pasien positif.
Jumlah akumulasi pasien positif Covid-19 Sukoharjo per 2 September mencapai 241 orang. Perinciannya, jumlah pasien positif dengan gejala sebanyak 159 orang. Sedangkan jumlah pasien positif tanpa gejala ada 262 orang. Pasien positif aktif tersebar pada 12 kecamatan sebanyak 63 orang.