Mirip Kisah Dilan, Ini Dia Panglima Tempur Gangster Terkenal di Solo

Kehidupan perkotaan tak lepas dari cerita para gangster, mereka mempunyai kekuasaan di setiap sudut keramaian, dari pasar, terminal, stasiun dan lain sebagainya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 02 September 2020 | 17:17 WIB
Mirip Kisah Dilan, Ini Dia Panglima Tempur Gangster Terkenal di Solo
Pendiri dan pimpinan Gondhez’s, Nunggal (kiri), di Kepatihan Wetan, Jebres, Solo, Sabtu (15/8/2020) siang. (Solopos/Kurniawan)

SuaraJawaTengah.id - Setiap kota memiliki kelompok gangster atau premanisme. Di Kota Solo era 1980-an hingga sekarang terdapat kelompok bernama Gondhez’s. Kelompok ini sangat dikenal oleh masyarakat Kota Solo dan sekitarnya. 

Sosok Nunggal, pria 36 tahun menjadi saksi sejarah berdirinya kelompok Gondhez’s. Dia, bak hantu yang hadir pada setiap lini kehidupan premanisme Kota Bengawan.

Laki-laki yang kala muda bertubuh gempal tersebut adalah pimpinan kelompok bernama Gondhez’s (GDZ's) yang beranggotakan ribuan orang dari Solo, Karanganyar, dan sekitarnya. Daerah kekuasaannya meliputi wilayah Soloraya.

Dilansir dari Solopos.com Nunggal mengaku tipikal pemimpin yang tidak hanya asal omong dan main perintah.

Baca Juga:Korban Pembajakan Akun WA Bupati Karanganyar, Merupakan Warga Rembang

Dalam kehidupan gangster Solo, orang-orang tahu Nunggal selalu membersamai teman-teman dan anggotanya dalam setiap aksi, baik sekadar touring atau saat perkelahian.

Nunggal mengaku sudah tidak ingat lagi berapa pertarungan fisik yang pernah ia lakoni selama memimpin GDZ's.

Namun karena postur tubuhnya yang kekar, Nunggal selalu berhasil memenangi pertarungan itu, baik tangan kosong ataupun dengan senjata.

Sepak terjang Nunggal dan kawan-kawan (dkk) kala itu membuat lawan-lawannya segan ketika harus menghadapi Nunggal. Apalagi Nunggal memiliki puluhan orang kepercayaan yang ia sebut sebagai “panglima tempur" dan selalu siap pasang badan.

Selain itu, orang-orang kepercayaan yang ia sebut panglima itu juga mempunyai "pasukan" yang loyal dan militan dalam kehidupan gangster Solo yang keras kala itu. Mereka rela memberikan segenap jiwa dan raga untuk menjaga harga diri kelompok maupun tokoh-tokoh yang mereka ikuti.

Baca Juga:Tegas! Ganjar Akan Denda ASN yang Melanggar Protokol Kesehatan

Menariknya, Nunggal tak pernah sekali pun belajar ilmu bela diri. Ia belajar secara autodidak dari perkelahian-perkelahian yang ia hadapi. 

Naluri, mental dan kemampuan berkelahinya terus terasah dari satu pertarungan ke pertarungan yang lain. Kebetulan sejak remaja Nunggal memang sudah sering berkelahi. 

“Saat berkelahi saya lihat lawan. Mereka bawa senjata atau tidak. Kalau bawa senjata, saya pakai senjata juga. Kalau tangan kosong ya saya juga harus tangan kosong,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak