SuaraJawaTengah.id - Film dokumenter You and I besutan sutradara Solo Fanny Chotimah mendapat kehormatan dengan tayang perdana (world premier) di DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan.
Dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com, dokumentasi kehidupan dua perempuan lanjut usia (lansia) mantan tahanan politik tersebut juga tembus seleksi Asian Competition.
Festival bergengsi yang biasanya diikuti sineas dari berbagai negara di dunia tersebut digelar Kamis (17/9/2020) - Kamis (24/9/2020) di Korea Selatan (Korsel).
Fanny dan tim sedianya diundang ke Korsel untuk menghadiri world premier debut film panjangnya. Namun dibatalkan karena pandemi corona virus disease (Covid-2019).
Baca Juga:Kasus Covid-19 Terus Naik, Pemkot Solo Pastikan Tak Ambil Kebijakan PSBB
You and I menceritakan persahabatan Kaminah, 70, dan Kusdalini, 74. Keduanya bertemu di penjara setengah abad lalu saat sama-sama menjadi tahanan politik. Setelah dibebaskan, mereka hidup bersama hingga masa tuanya di Solo.
Fanny menyoroti relasi persahabatan keduanya. Keseharian mereka yang diisi dengan kesederhanaan dan kehangatan meskipun masa lalunya penuh dengan memori perjuangan yang terabaikan.
“Kaminah dan Kusdalini, mantan tahanan politik Indonesia, bertemu di penjara dan kemudian tak terpisahkan selama lebih dari setengah abad. Terlepas dari perubahan hidup, mereka menunjukkan keindahan menjadi tua yang datang dengan konsekuensinya. Saling hidup dan menjaga,” terangnya.
Riset karya dokumenter panjang ini dimulai 2016 lalu. Fanny bertemu kedua tokoh utama secara tak sengaja saat mengantar rekannya seorang fotografer. Mendengar kisah para mantan aktivis tersebut, ia pun tertarik mendokumentasikan dalam sebuah film.
Namun ide itu tak langsung bisa dieksekusi. Butuh pendekatan cukup lama agar kedua tokoh utama nyaman dengan Fanny dan tim.
Baca Juga:Trik Jitu Sineas Lokal Tembus Panggung Internasional, Eden: Kuncinya Tekun
Apalagi proses pengambilan gambar mereka tak sebentar. Ia beberapa kali berkunjung untuk membangun relasi dengan keduanya. Sampai akhirnya diterima.
“Kami mecoba merawat dan menemani sebelum ada ide bikin film. Bangun relasi persahabatan dengan ngobrol-ngobrol. Mereka sangat terbuka,” kenang Fanny saat diminta menceritakan proses pengambilan gambar.
Fanny kemudian mendokumentasikan keseharian mereka. Mulai aktivitas santai di depan televisi, saat mereka mengikuti arisan bersama rekan-rekannya, berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), juga komunikasi keduanya bersama lingkungan sekitar.
Diproduseri oleh Amerta Kusuma, Tazia Teresa Darryanto, dan Yulia Evina Bhara, film ini telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk memperkuat cerita, penyuntingan, hingga pendanaan.
Di antaranya Festival Film Dokumenter (FFD) Master Class 2016, Docs By The Sea 2017, serta LOCK (Laboratorium Olah Cerita & Kisah) 2019. Pada tahun 2017 You and I juga lolos seleksi di DMZ International Documentary Film Festival dan memenangkan sejumlah uang. Dana tersebut digunakan untuk menyelesaikan penggarapan.
Secara keseluruhan, You and I diproduksi oleh KawanKawan Media, Partisipasi Indonesia, dan Yayasan Super 8mm Studio. Setelah world premier, Fanny bakal menayangkan You and I ke Indonesia agar dapat ditonton dan didiskusikan bersama.