Telur Asin Brebes, Dari Sajen Menjadi Kuliner Istimewa

Telur Asin Brebes, oleh Kemendikbud ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb)

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 15 Oktober 2020 | 09:43 WIB
Telur Asin Brebes, Dari Sajen Menjadi Kuliner Istimewa
Ilustrasi Telur asin (Pexels).

SuaraJawaTengah.id - Telur asin menjadi kuliner ikonik Kabupaten Brebes. Telur dari bebek ini populer hingga ke berbagai daerah lainnya di Indonesia. 

Bukan cuma rasanya yang nikmat, nilai historis telur asin yang unik membuatnya kian istimewa.  Hal inilah yang membuat telur asin Brebes kini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia dalam sidang Kemdikbud pada 6-9 Oktober 2020 lalu.

Dilansir dari Ayosemarang.com, terdapat fakta menarik dari telor bebek yang melegenda tersebut. 

1. Awalnya dibuat untuk persembahyangan

Baca Juga:3 Wisata Malioboro Malam Hari yang Wajib Dikunjungi

Telur asin pada mulanya merupakan bagian dari persembahyangan yang diperuntukkan bagi Dewa Bumi. Namun, proses komersialiasi telur asin dimulai pada era akhir 1950-an, yang dirintis oleh warga peranakan Tionghoa Brebes.

Beberapa generasi pengusaha telur asin perintis di Kabupaten Brebes diantaranya Tjoa, Lina Pandi. Melalui keluarganya wangsa Tjoa memulai penjualan telur asin dalam keluarga peranakan Tionghoa lainnya.

Kepiawaian warga Tionghoa dalam kuliner memang tak bisa dipungkiri. Proses pengasinan merupakan keahlian yang telah lama mereka kuasai, termasuk dalam pengasinan telur asin.

Booming bisnis telur asin tak hanya dimiliki oleh keturunan Tionghoa Peranakan. Beberapa mantan pekerja telur asin di keluarga Tionghoa membentuk usaha sendiri.

2. Peternak Itik dari warga pribumi

Baca Juga:Murah Banget! Beli Seafood di Warung Ini Mulai dari Rp5 Ribuan Saja

Daerah Kapubaten Brebes dikenal sebagai penghasil utama telur asin. Data yang dirilis Dinas Peternakan Kabupaten Brebes tahun 2017, ada 1.778 peternak itik di Kabupaten Brebes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak