Pandemi Covid-19, Festival Lima Gunung Tetap Digelar

Pandemi Covid-19 tak menyurutkan para seniman yang tergabung di komunitas lima gunung untuk tetap berkarya

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Pandemi Covid-19, Festival Lima Gunung Tetap Digelar
Seniman Lima Gunung melakukan ritual di sumber mata air di Dusun Windu Sebrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang yang merupakan bagian dari Festival Lima Gunung ke-19, Senin (19/10/2020). (ANTARA/Heru Suyitno)

SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia bukan menjadi halangan untuk berkarya.

Ketua Komunitas Lima Gunung, Supadi Hariyanto mengatakan, Covid-19 tidak akan menyurutkan komunitas lima gunung menggelar festival. Namun, beragam cara masih bisa dimungkinkan untuk mengadakan festival tahunan tersebut. 

"Bagi Komunitas Lima Gunung, pandemi bukan menjadi halangan dan kita tetap menggelar Festival Lima Gunung meskipun dengan pembatasan-pembatasan," kata Supadi dilansir dari ANTARA di Magelang, Senin (19/10/2020). 

Ia menyampaikan pada festival ke-19 ini bahkan terbagi dalam beberapa episode.

Baca Juga:Tolak Demo Anarkis, Pelajar SMK Semarang Gelar Aksi Damai

Supadi menyebutkan dalam putaran ke-8 Festival Lima Gunung kali ini dengan tema "Mata Air Peradaban-Donga Gunung" berlokasi di tempat penemuan situs di lereng Gunung Merapi di Dusun Windu Sebrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

"Kita dari Komunitas Lima Gunung selalu memanjatkan doa semoga penyakit dunia COVID-19 segera musnah dari muka Bumi dan semua manusia bisa menjalani aktivitas masing-masing seperti semula," katanya.

Dalam festival kali ini diawali dengan melakukan ritual di sumber mata air yang tidak jauh dari lokasi penemuan situs, kemudian dilanjutkan pementasan dan orasi oleh beberapa seniman di lokasi penemuan situs.

Ki dalang Sih Agung dengan waktu singkat mementaskan wayang kulit dengan lakon "Situs Candi Gunung". Kebetulan saat akan pentas wayang kulit turun hujan sehingga waktu pementasan dipersingkat.

Sih Agung dalam cerita pementasan wayangnya merefleksikan sesuatu tentang suatu peradaban yang ditemukan.

Baca Juga:Malingnya Sempat Minta Maaf, Paginya Sapto dan Rohmad Malah Balik Ditangkap

Situs yang ditemukan di Dusun Windu Sebrang merupakan hasil karya nenek moyang yang harus dilestarikan

"Situs peninggalan nenek moyang ini merupakan bagian dari peradaban. Temuan situs ini harus memberikan semangat kepada kita untuk berkarya yang lebih baik, karena nenek moyang kita sudah membuat karya yang bagus," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak